Air Sungai Meluap, Makam-makam di Waetina Kabupaten Buru Hanyut
- tvOne/ Sutarsih – Christ Belseran (Maluku)
VIVA – Intensitas hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir mengakibatkan aliran sungai Waeyapo di Kabupaten Buru, Maluku meluap. Air sungai meluap menyebabkan tanah tergerus hingga longsor.
Sejumlah enam dari 38 makam di lokasi, ikut hanyut terbawa arus sungai yang meluap. Mencegah lebih banyak lagi makam yang hanyut, warga Desa Waetina, Kabupaten Buru terpaksa melakukan pemindahan makam yang berada tepat di tepi sungai Waeyapo.
Sekretaris Desa Waetina Purbo Asmiko menjelaskan, upaya pemindahan makam ini terpaksa dilakukan setelah adanya laporan masyarakat makam di sekitar sungai telah longsor terbawa arus sungai.
Pemerintah desa bersama keluarga korban serta masyarakat, akhirnya sepakat untuk memindahkan makam yang belum terkena abrasi untuk dipindahkan ke lokasi aman.
“Awalnya ada laporan warga. Katanya makam yang lokasinya di pinggir sungai sudah habis kena longsor dan terbawa arus. Jadi pemerintah desa menginisiatif untuk warga dan akhirnya sepakat. Kita lakukan pemindahan makam ke tempat yang lebih aman,” kata Purbo.
Purbo menambahkan, pemindahan makam hanya dilakukan untuk makam yang berada dua meter dari lokasi longsor sementara lainnya masih menunggu perkembangan kondisi. Dia menjelaskan, pihaknya juga warga akan terus melakukan pemindahan makam apabila kondisinya semakin buruk.
“Ini kita batasi hanya makam yang berada jarak dua meter saja yang dipindahkan. Sambil menunggu kondisi cuaca, kalau hujannya terus lebat dan air sungai meluap sampai terjadi longsoran baru maka kita akan pindahkan yang lainnya juga,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada perhatian khusus dari pemerintah daerah kabupaten untuk menormalisasi sungai agar tidak terjadi abrasi, di antara sungai Waeyapo dengan desa Waetina. Padahal permohonan itu telah dua kali diajukan ke pemerintah daerah sejak tahun 2018 lalu namun tidak kunjung mendapat respons.
“Belum ada bantuan apapun dari pemerintah. Karena itu, pemerintah desa yang berinisiatif menyediakan peralatan untuk proses pemindahan makam. Ya inginnya pemerintah itu, baik Pemda ataupun Pemprov bisa membantu kita ya, minimal bikin tanggul di pinggir sungai supaya bisa mengurangi potensi longsor kalau musim hujan. Itu harapan kami,” kata Purwo.
Sampai saat ini, setidaknya kurang lebih 48 makam yang sudah berhasil dipindahkan. Sementara makam yang lain masih tetap berada di tempatnya karena memang lokasinya sudah lumayan jauh dari lokasi longsor.
Luapan air sungai Waeyapo, kata Sekretaris Desa Waetina ini, telah menyebabkan terjadinya longsor sejauh 15 meter dari batas semula antara makam dengan sungai. Namun hujan yang terus mengguyur wilayah setempat menyebabkan terjadinya abrasi secara cepat tanpa ada penanganan.
Laporan Sutarsih – Christ Belseran (tvOne/ Kabupaten Buru, Maluku)