Pemerintah Buru 3 Jenis Obat Pasien COVID-19 ini ke Banyak Negara

Ilustrasi obat Remdesivir
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Pemerintah terus mencari obat-obatan bagi pasien COVID-19. Bahkan terbaru, obat- obatan itu akan diimpor dari luar negeri. Disebutkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, rencananya obat-obatan itu didatangkan dari Pakistan, India, dan China berupa Remdesvir.

Trump Masukan Lagi Kuba sebagai "Sponsor Terorisme", China Sebut AS Hegemonik dan Penindas

"Obat Remdesivir yang kami impor dari India, Pakistan dan Tiongkok. Sekarang solusinya sudah dinegosiasi ibu Menlu (Retno Marsudi-Red) dibantu agar India bisa membuka kembali karena ekspornya dan sudah boleh masuk 50 ribu vial minggu ini dan nanti bertahap 50 ribu setiap minggu,” ujar Budi, Jumat 16 Juli 2021.

Untuk mendapatkan obat-obatan ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah menjajaki komunikasi dengan berbagai negara. Komunikasi intensi itu dilakukan mengingat suplai obat COVID-19 di dunia juga ketat.

Buka Potensi Kerja Sama, Pengusaha Nasional RI dan Pengusaha India Bakal Bertemu di New Delhi

"Kita mencari beberapa alternatif obat yang mirip dengan produk Actemra ini dari Amerika Serikat karena kebetulan Amerika Serikat saat gelombang pertama dan kedua memiliki stok obat yang cukup banyak. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa membawa ke Indonesia obat alternatif yang mirip Actemra,” kata eks bos Bank Mandiri itu.

"Kami juga sudah bicara dengan CEO Roche (perusahaan farmasi Swiss) dan memang diakui ada global suplai yang ketat,” papar Budi.

China Umumkan Junta Myanmar dan Pemberontak Sepakat Gencatan Senjata

Obat lainnya yang rencananya juga tengah dicari adalah Gammaraas dari China. Obat terapi COVID itu sebetulnya sudah didatangkan dengan jumlah 30 ribu vial. Sekadar diketahui obat itu punya khasiat untuk antibodi.

"Kita butuh lebih banyak dan dibantu Kementerian Luar Negeri kita terus melakukan lobi-lobi dengan pemerintah China. Jadi 3 obat impor itu yang terus kita kejar agar bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri," kata dia lagi.

Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping

Hubungan Makin 'Lengket' Trump Hanya Berlakukan Tarif Pajak 10 Persen untuk China

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Selasa, 21 Januari 2025, mengatakan bahwa timnya sedang membahas penerapan tarif pajak sebesar 10 persen terhadap China.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025