Siswa Curhat ke Ganjar Ayahnya Korban PPKM, Eh Dikirimi Beras
- tvOne/Teguh Joko Sutrisno
VIVA – Bagi keluarga Ichels, pendapatan hari ini untuk makan hari ini. Untuk besok ya dicari lagi. Namun kalau hari ini tidak ada pendapatan ia tidak bisa membayangkan bagaimana keluarganya makan sehari-hari.Â
Begitulah intisari curhat dari Ichels, seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) Marsudirini Kota Semarang. Ayahnya penjual pulsa yang kini tak bisa jualan karena aturan PPKM.
"Ayahku korban PPKM. Selesai PPKM-nya kapan, Pak?," tulis Ichels di kolom chatting zoom metting.
Hari ini, Jumat, 16 Juli, ia bergabung dalam zoom meeting acara penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring. Acara itu juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Pesan itu pun terbaca oleh Ganjar. Ia kemudian merespons pertanyaan tersebut dengan menanyakan pekerjaan orangtua Ichels dan memberikan penjelasan.
"Kerja jualan pulsa, Pak. Sudah dua minggu tidak jualan, di rumah terus," lanjut Ichels didampingi orangtuanya.
Ganjar pun menjawab. "Kapan selesai PPKM-nya setelah nanti COVID-nya sudah turun, saat ini masih tinggi. Sekarang dijaga dulu agar tidak berkeliling dan berkerumun,"Â kata Ganjar.
Ia pun langsung memerintahkan stafnya untuk mengirimkan bantuan kepada keluarga Ichels.
"Ayahmu suruh jualan pulsa pakai medsos dulu. Ichels di rumah masih bisa makan kan? Setelah ini Pak Gubernur kirim beras ke rumah biar Ichels bisa makan yang banyak," kata Ganjar merespons curhatan Ichels.
Ia kemudian berpesan kepada seluruh wali murid untuk saling membantu apabila ada yang kesulitan dalam kondisi saat ini. Menurutnya, saling membantu antar wali murid itu merupakan bentuk mengajarkan kepada anak-anak dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
"Wali murid bisa bertanya kepada wali murid lainnya untuk saling bantu. Ini cara kita mendidik anak-anak untuk mengamalkan nilai Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Jadi yang punya rezeki lebih bisa membantu yang lainnya," jelas Ganjar.
Ia juga memberi penjelasan kepada anak-anak yang sudah rindu belajar bersama di sekolah.
"Tetap semangat ya, sekarang belajarnya di rumah dulu karena COVID yang ini nyebarnya gampang banget. Untuk vaksin nunggu usia 12 tahun, untuk anak-anak di bawah 12 tahun tunggu dulu ya karena masih harus diteliti lagi vaksinnya," kata Ganjar.
Laporan Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang
Baca juga:Â PPKM Darurat, Kedai Kopi di Malang Bikin Promo PNS Bayar 3 Kali Lipat