Tak Mau Warung Tutup, Pedagang Kopi Siram Air Panas ke Satpol PP

Keributan antara petugas razia PPKM dan pedagang warung kopi di Medan
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat masih berlangsung di Kota Medan. Sempat terjadi keributan antara petugas gabungan dengan seorang pedagang warung kopi di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara di Kamis 15 Juli 2021.

Cozy dan Iconic, Jajanan Kopi Jadi Paling Favorit di Pameran Kuliner

Pedagang tersebut bernama Rakesh yang menolak warungnya untuk ditutup saat pelaksanaan PPKM Darurat di Kota Medan. Dalam video berdurasi 1 menit dan 22 detik itu terlihat petugas dari Satpol PP Provinsi Sumatera Utara dan TNI hendak memberikan peringatan kepada pedagang itu.

"Pergi kelen, pergi kelen dari warungku ini," teriak Rakesh sembari menyiram air panas. 

Onic Esports hingga Podcast Warung Kopi Dapat Apresiasi

Rekaman video itu, viral di media sosial dan menjadi pesan beruntun di grup WhatsApp.

Rakesh pun akhirnya digiring ke kantor Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kota Medan untuk menjalani sidang singkat. Akibatnya ia pun harus dijatuhkan hukuman 2 hari kurungan dan denda sebesar Rp300.000 oleh majelis hakim yang dipimpin hakim tunggal Ulina Marbun dan Jaksa penuntut umum, Suryanta Desy.

Polisi di Banda Aceh Pasang Spanduk Larangan Main Judi Online di Warkop

Usai menjalani sidang, kepada wartawan Rakesh menceritakan hal yang terjadi sebenarnya. Ia mengatakan tidak terima ditutup warungnya. Dia marah karena kalau tidak buka warung tidak tahu bagaimana lagi harus menghidupi keluarganya dengan kondisi penjualan terus menurun di tengah pandemi COVID-19 ini.

"Mereka datang dengan 3 truk kayak teroris mau menutup warungku. Anak aku ada 5, sekolah, bagi rapor pakai-pakai uang, semua pakai uang, kalau warung ditutup anak istriku cemana," kata Rakesh.

Rekesh menilai tidak ada solusi diberikan pemerintah untuk memberikan bantuan kepada keluarganya. Ia menyebutkan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution agar bisa memberikan bantuan kepada pedagang seperti dirinya.

"Apa yang saya dapat, terancam anak istri saya, siapa yang kasih makan. Pemerintah yang ngasih makan anak istri saya? Tak ada pemerintah yang kasih makan.nyuruh tutup tapi tak bertanggung jawab," tutur Rakesh.

Carly Can dari Satpol PP Provinsi Sumatera Utara yang menjadi korban penyiraman air panas mengaku terkena air panas di bagian wajah dan tangannya. 

"Pagi tadi kami datang bersama petugas gabungan lainya untuk melaksanakan peneggakan aturan PPKM darurat. Tapi, si pelaku melawan untuk ditutup tempat usahanya. Malah kami disiram air panas, saya cuma berharap dia (Rakesh) minta maaf," kata Carly.

Sementara itu Camat Medan Petisah Arga Novian menjelaskan bahwa pihak kecamatan Medan Petisah hanya mengimbau agar pedagang mematuhi peraturan PPKM Darurat.

"Pada masyarakat yang berdagang silakan berjualan tapi jangan ada makan di tempat cukup bawa pulang. Tetap patuhi peraturan pemerintah. Kami harap pedagang lainya tidak menirunya (Rakesh), demi menekan angka COVID-19, biarkan kami terus bekerja," kata Arga.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya