Sehari, 8 Warga Isoman di Yogyakarta Meninggal Dunia
- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA – Lonjakan kasus pasien positif COVID-19 terjadi di Kota Yogyakarta. Selain dirawat di rumah sakit, mereka yang positif juga ada yang menjalani isolasi mandiri atau isoman di rumah.
Tidak hanya kasus terkonfirmasi positif yang melonjak, angka kematian pasien positif COVID-19 di Kota Yogyakarta juga mengalami kenaikan. Termasuk yang sedang menjalani isolasi mandiri. Bahkan pada Senin 12 Juli 2021, tercatat ada 8 pasien yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat mengatakan, jika pada hingga Senin 12 Juli 2021 siang, ada 31 warga yang dimakamkan dengan protokol kesehatan. Dari 31 warga ini, 8 orang diketahui meninggal saat menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Resep Obat Covid dari UAS
Hidayat mengakui, semenjak terjadi lonjakan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta, terjadi pula peningkatan angka pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan. Hidayat menyebut paska ada lonjakan kasus di Kota Yogyakarta, angka pemakaman meningkat lima kali lipat.
Sebelum ada lonjakan kasus, dalam sehari hanya ada tiga hingga lima kali jenazah yang dimakamkan dengan protokol COVID-19.
"Naik lima kali lipat. Sekarang sehari bisa memakamkan 20-25 jenazah dengan protokol kesehatan. Beberapa hari terakhir ada 30-an kasus," kata Hidayat saat dihubungi wartawan, Senin 12 Juli 2021.
"Sedang yang isoman meninggal sebelum ledakan (kasus COVID-19) tidak ada. Beberapa hari terakhir tiga sampai lima yang meninggal saat isoman. Hari ini (Senin 12 Juli) termasuk tinggi, ada delapan," imbuh Hidayat.
Hidayat menjabarkan, bahwa warga yang meninggal saat isoman ini karena tidak bisa dirawat di rumah sakit lantaran penuh. Hidayat merinci warga yang meninggal saat isoman ini kebanyakan sudah berusia lanjut atau mempunyai komorbid.
Banyaknya pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan, membuat BPBD Kota Yogyakarta saat ini melibatkan masyarakat setempat dalam pemulasaraan. Sehingga di setiap kecamatan, ada tim penguburan dengan protokol kesehatan.
"Di seluruh kecamatan sekarang ada tim kubur COVID-19. Ada empat sampai lima tim di masing-masing kecamatan. Harapannya agar jenazah tidak perlu menunggu waktu lama untuk pemulasaraan," jelasnya.