Pakar Pertahanan Sebut Layak BIN Dinobatkan Terbaik
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Lembaga Pemilihan Indonesia (LPI) menyebut, hasil kajian mereka bahwa Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Budi Gunawan, sebagai yang terbaik terutama penangan pandemi COVID-19.
Pakar pertahanan dan keamanan Kusnanto Anggoro mengatakan, sejak awal pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu, kata dia BIN sudah terjun. Walau tidak sedikit yang memprotes itu.
“BIN memang terdepan dalam mengatasi pandemi ini sejak awal. Bahkan dulu ada yang memberi kritik karena badan intelijen mencampuri urusan kesehatan. Sekarang baru orang mengerti bahwa pandemi ini melampaui urusan kesehatan karena sudah menyangkut keamanan dan keselamatan masyarakat dan negara. Sikap proaktif BIN dari awal sudah sangat tepat dan Budi Gunawan perlu diberi apresiasi dan dijadikan pemimpin teladan," ujar Kusnanto, Kamis 8 Juli 2021.
Dia melihat, ada koordinasi yang cukup baik dan terintegrasi antara BIN dengan aparat lainnya. Baik itu dari kepolisian dan TNI. Yang menurutnya ikut mengambil resiko dalam penanganan pandemi ini.
"Saya perhatikan ada koordinasi yang baik antarketiga lembaga ini yaitu TNI, Polri, dan BIN," katanya.
Maka dari itu, kepemimpinan dan koordinasi lembaga-lembaga negara ini, patut ditiru oleh pimpinan yang lainnya dalam menangani pandemi ini.
Sebelumnya diberitakan, Kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) di bawah kepemimpinan Budi Gunawan, menurut studi Lembaga Pemilihan Indonesia (LPI), adalah sebagai yang terbaik.
Direktur LPI Boni Hargens menjelaskan, menempatkan BIN sebagai yang terbaik untuk performa jajaran Kabinet Indonesia Maju, berdasarkan hasil riset kualitatif dengan wawancara mendalam sejumlah pakar yang dilakukan selama Januari-Juni 2021.
Boni menjelaskan, LPI ingin mengukur kinerja kabinet dalam merespon pandemi COVID-19. Hasilnyam didapat bahwa performa BIN dibawah komando Budi Gunawan adalah yang terbaik.
Dia menjelaskan, ada tiga indikator yang diukur. Yakni pertama leadership, kedua kebijakan, dan ketiga responsif. Menurutnya indikator ini lazim digunakan oleh negara-negara demokrasi yang lebih mapan.
Jelas dia, indikator leadership memberi kontribusi 30 persen kepada nilai kinerja, indikator policies menyumbang 20 persen, dan indikator responsiveness diberi porsi terbesar yaitu 50 persen dari total pengukuran.
“Penentuan ini menunjukkan bahwa LPI menitikberatkan pada sektor daya tanggap dalam mengukur kualitas performa para menteri dan pimpinan lembaga negara,” jelas Boni dalam keterangannya, Kamis 8 Juli 2021.