Peran Bibit Sawit Unggul untuk Capai Produktivitas Maksimal
VIVA – Bahan tanam kelapa sawit merupakan faktor utama dalam menentukan  keberhasilan dalam industri sawit.
Menyadari hal tersebut, Asian Agri melalui unit bisnis PT Tunggal Yunus Estate berkomitmen mengembangkan riset untuk menghasilkan tanaman sawit yang unggul dari segi kuantitas produksi maupun kualitas.
Komitmen ini mulai diimplementasikan oleh Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz di tahun 1992 dengan menyeleksi dan menyilangkan indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Costa Rica.
Ket.Photo: Oil Palm Research Station (OPRS), Pusat Penelitian dan Pengembangan Bibit Unggul Topaz
Yopy Dedywiryanto, Head of Plant Breeding Asian Agri menjelaskan bahwa pada tahun 1996-1998 OPRS Topaz memulai penanaman indukan dura dan pisifera terpilih di kebun benih Topaz dengan kombinasi persilangan generasi satu DxP.
"Potensi produksi DxP Topaz dari hasil pengujian persilangan generasi satu selama enam tahun menghasilkan (1999-2004) didapatkan potensi produksi 16 ton TBS/Ha pada Tanaman Menghasilkan 1 (TM1) dan rata-rata mencapai 31 ton TBS/Ha pada TM3 sampai dengan TM6 dengan potensi rendemen 22%," ungkap Yopy lebih lanjut.
Ket.Photo: Yopy Dedywiryanto, Head of Plant Breeding Asian Agri
Berdasarkan potensi tersebut, OPRS Topaz berhasil memperoleh izin pelepasan varietas Topaz 1,2,3, dan 4 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Indonesia pada 16 Januari 2004.
"Kami berkomitmen untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pelanggan, oleh karenanya kami juga melakukan pengujian persilangan Topaz generasi dua yang sangat intensif. Kini kami hanya memproduksi persilangan-persilangan yang terbukti mempunyai potensi produksi 24 ton TBS/Ha pada TM1 dan rata-rata 38 ton TBS/Ha pada TM3 sampai dengan TM6 dengan potensi rendemen 29%," tambahnya.
Di samping menghasilkan bahan tanam unggul dari segi kuantitas produksi Tandan Buah Segar (TBS), OPRS Topaz dengan dukungan dari para pakar hama dan penyakit berhasil meningkatkan kualitas bahan tanam sawit dari segi ketahanan terhadap serangan Ganoderma yang diberi nama Topaz GT pada Februari 2019.
Pentingnya Sertifikasi Bibit Sawit
Benih bersertifikat memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit.
Seperti yang diutarakan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, bahwa penggunaan benih bersertifikat adalah modal awal menghasilkan tanaman berkualitas.
Begitu juga dengan komitmen Topaz untuk menghasilkan benih dan bibit sawit yang telah tersertifikasi dan memenuhi uji kelayakan yang dipersyaratkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia.
Ket.Photo: Topaz, Bibit Sawit Unggul yang Dikembangkan Asian Agri
"Di samping sertifikasi izin edar yang sudah dimiliki varietas Topaz, kami juga berusaha menjamin mutu benih yang seperti dipersyaratkan Dirjen Perkebunan Indonesia melalui sertifikasi ISO 9001:2015" ungkap Yopy.
Terlebih kini bibit palsu banyak ditemukan di situs jual beli online dan legalitas serta uji kelayakannya tidak dapat dibuktikan. Menurut Yopy, secara fisiologis sangat sulit membedakan benih palsu dan asli.
"Untuk itu ada 3 hal yang dapat membedakan benih Topaz asli dan palsu. Yang pertama, benih hanya dapat dipesan langsung melalui hotline kami di nomor 082311774500 ataupun topaz@asianagri.com. Kedua, proses pembayarannya hanya melalui transfer ke rekening bank atas nama PT Tunggal Yunus Estate, dan ketiga, di setiap pengiriman Topaz akan disertai dengan sertifikat yang memiliki nomor seri unik dan terdata di data base penjualan Topaz. Jika nomor seri tidak sesuai dengan data kami, dapat dipastikan bibit tersebut palsu," kata Yopy.
Hubungan Kemitraan yang Harmonis
Keunggulan dari Topaz sudah dirasakan sendiri oleh para petani mitra Asian Agri, termasuk juga Maskom Damanik, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petapahan Maju Bersama.
Pada awalnya, ia mengetahui adanya bibit Topaz dari informasi mulut ke mulut, kemudian, Damanik berinisiatif untuk mengunjungi kantor PT Tunggal Yunus Estate, unit bisnis Asian Agri yang mengembangkan bibit Topaz.
"Saat mengunjungi kantor Asian Agri di Petapahan, kami dilayani dengan baik, diberikan brosur mengenai Topaz dan juga dibawa ke lapangan untuk melihat langsung kelapa sawit yang menggunakan Topaz, akhirnya kami pun tertarik untuk mencoba bibit Topaz," jelasnya.
Ket.Photo: Maskom Damanik, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petapahan Maju Bersama
Tak hanya pendampingan dan konsultasi bibit, Â Asian Agri juga mengawal proses penanaman bibit, dan perawatan tanaman kelapa sawit secara berkelanjutan.
"Pada tahun 2014, Asosiasi Petapahan Maju bersama bekerja sama dengan Asian Agri. Saat itu kami dibina langsung oleh para staf kebun Asian Agri dari mandor lapangan, asisten kebun, sampai manajer. Kemudian kami juga dibantu dalam hal pupuk, perbaikan jalan, dan bagaimana cara mengurus kebun dengan prinsip berkelanjutan. Pendampingan tersebut sangat membantu kami mencapai produktivitas maksimal," ungkap Damanik.
Atas produktivitas kebun sawit yang sangat baik, Asosiasi Petapahan Maju Bersama di tahun 2018 berhasil mendapatkan peringkat 1 lomba produktivitas kebun se-Indonesia yang digagas oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Ket.Photo: Asosiasi Petapahan Maju Bersama Raih Penghargaan dari Presiden Joko Widodo di IPOC 2018
"Tahun 2016 lalu merupakan tahun ke-3 kebun sawit kami panen dan saat itu kami menghasilkan 37,7 ton per hektar per tahun dan berhasil memenangkan lomba produktivitas yang diserahkan saat acara Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) di Bali."
Tak hanya di tahun 2018, Asosiasi Petapahan Maju Bersama juga kembali memenangkan lomba produktivitas di ajang yang sama di tahun 2019.
Menurut Damanik, prestasi tersebut bukan hanya prestasi milik Asosiasi Petapahan Maju Bersama tapi juga merupakan keberhasilan Asian Agri dalam membimbing mitranya serta keberhasilan bibit sawit unggul yang dikembangkan Asian Agri yaitu bibit Topaz.
"Hubungan kami dengan perusahaan tidak hanya sekedar hubungan bisnis semata tapi juga hubungan emosional. Kami juga saling membutuhkan satu sama lain," jelas Damanik.
"Pesan saya terhadap para petani yang mau melakukan peremajaan kebun atau replanting agar menggunakan bibit yang sudah terbukti dan teruji, seperti bibit Topaz, karena kami sendiri sudah membuktikan sudah menanam selama 13 tahun dan hasilnya sangat memuaskan" tutup Damanik.