Ibas SBY Bandingkan Penanganan COVID-19 di RI dengan Eropa

Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas
Sumber :
  • Dok. Demokrat

VIVA – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas mengkritik penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia yang dia anggap belum memperlihatkan hasil membaik. Putra bungsu presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengkhawatirkan Indonesia disebut sebagai bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.

Bangkit Usai Dihantam Pandemi, Pendapatan Bisnis KAI Kini Tembus Puluhan Triliun

"Keluarga kita, sahabat kita dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," kata Ibas, kepada wartawan, Rabu, 7 Juli 2021

Pemerintah, menurut Ibas, terlihat tidak berdaya menangani pandemi COVID-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, katanya, menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah. "Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat.”

Ibas Yudhoyono Bicara Potensi AI Bantu Anak Muda Capai Generasi Emas 2045

Kasus tabung oksigen ini, dia menilai, merupakan preseden buruk, yang memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.

Dia mengingatkan, pandemi COVID-19 telah memasuki tahun kedua, dan karena itu, dampak-dampaknya mestinya sudah dapat diantisipasi, terutam yang berhubungan dengan kebutuhan medis.

BPOM Targetkan WHO Maturity Level 4 untuk Tingkatkan Kualitas Pengawasan Kesehatan Masyarakat

Selain itu, Ibas juga meminta pemerintah bersilap tegas mengambil keputusan soal vaksin. Jika vaksin yang sebelumnya tidak cukup manjur, Ibas meminta Pemerintah segera menyediakan vaksin yang lebih baik.

"Lakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem, sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya," ujarnya.

Ilustrasi kasus demam berdarah dengue (DBD)

Pemerintah Kalimantan Timur Gandeng Malaysia Buat Kendalikan Dengue

Menurut studi yang dimuat dalam The New England Journal of Medicine, vaksin DBD dapat mencegah infeksi demam berdarah hingga 80,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024