Luhut Ungkap Analisa Efektivitas PPKM Darurat: Ini Bukan Sulap
- Dokumentasi Kemenko Marves.
VIVA – Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan menjabarkan analisanya mengenai fektifitas kebijakan itu menekan lonjakan kasus COVID-19. Hasilnya ditegaskan tidak bisa instan.
Luhut dalam wawancara eksklusif dengan tvOne menjabarkan, selama satu minggu setelah dimulainya PPKM Darurat, kasus kenaikan pasien COVID-19 diperkirakan akan terus meningkat. Kebijakan itu berlaku mulai 3-20 Juli mendatang.
"Selama 7 hari ke depan kasus (COVID-19) masih akan naik, karena masa inkubasi," ungkap Luhut dikutip Minggu, 4 Juli 2021.
Dia menambahkan, setelah 10 hari penerapan PPKM darurat, kasus COVID-19 diprediksi baru akan mendatar jumlahnya. Kebijakan itu baru akan mulai berdampak positif.
"Lalu mungkin 10 hari (PPKM Darurat) mulai mendatar merata, baru kemudian itu turun. Jadi ini bukan sulap," ungkapnya.
Baca juga: Ada Oknum Mainkan Harga Alkes dan Obat, KSP: Jangan Ragu Lapor Polisi
Karena itu, Luhut meminta semua pihak mendukung kebijakan ini dengan mematuhi ketentuan yang ditetapkan. Sehingga penerapannya tidak sia-sia dan bisa efektif menekan lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air.
"Kita harus sabar semua dan kerja sama tidak boleh membuat kegiatan2 yang menambah masalah jadi semua harus menahan diri," tegasnya.
"Fokus dulu atasi masalah ini karena serius. Bisa di sekeliling kita jadi korban, masak gak prihatin," tambahnya.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, saat ini penambahan kasus positif masih berada di atas 20 ribu per hari. Hal itu yang jadi perhatian utama Pemerintah.
"Targertnya kami harus kurangi kasus (COVID-19) ini kita harap 1 bulan ke depan kita turunkan dekat atau di bawah 10 ribu baru mungkin kita bisa tenang," ujar Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi itu.