Rumah Sakit Nyaris Penuh, Pemkot Malang Sediakan Rumah Karantina
- VIVA/Lucky Aditya (Malang)
VIVA – Hampir seluruh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kota Malang penuh. Tingginya angka bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan kasur disebabkan oleh klaster perkampungan penyebaran COVID-19 yang terus bermunculan di Kota Malang.
Bahkan untuk Rumah Sakit Lapangan Idjen Boulevard yang memiliki kapasitas 306 bed kini telah penuh. Kemudian Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang yang memiliki 300 lebih bed 95 persen telah terisi oleh pasien COVID-19 termasuk ICU dengan ventilator.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan sebagai antisipasi membludaknya pasien COVID-19 di wilayahnya. Pemkot Malang resmi berkirim surat ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk kembali meminjam gedung Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM) di jalan Kawi, Kota Malang untuk dijadikan Safe House atau rumah karantina pasien COVID-19.
Baca juga: Banten akan Punya Asrama Haji di Kota Tangerang Tahun 2022
Gedung yang berada di seberang rumah dinas Wali Kota ini sempat dipinjam untuk penanganan COVID-19 pada awal pandemi. Sempat dikembalikan ke Pemprov Jatim karena kasus COVID-19 di Kota Malang melandai. Kini kembali dipinjam hingga COVID-19 berakhir. Sebab kasus COVID-19 di Kota Malang masih fluktuatif.
"Ini untuk mengurangi beban RS Lapangan juga. Prinsipnya Safe House (rumah karantina) akan kita pakai lagi. Saya sudah telepon bu Gubernur bahwa surat sudah kami kirim. Sampai COVID-19 selesai," kata Sutiaji, Sabtu, 26 Juni 2021.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Husnul Muarif mengatakan, Safe House bisa menjadi salah satu cara untuk mengantisipasi BOR di rumah sakit rujukan yang kini hampir penuh. Tempat ini diperuntukan untuk penanganan pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang.
"Fungsinya tetap sama, jadi yang OTG (Orang Tanpa Gejala) atau gejala ringan masuk di Safe House. Kapasitas tetap sama seperti semula 110 bed," tutur Husnul.Â