Warga Jateng Tak Perlu Panic Buying Oksigen, Stok Aman

Pabrik produksi oksigen.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/VIVA.

VIVA – Setelah sempat khawatir dengan menipisnya pasokan oksigen, pengelola rumah sakit di Jawa Tengah kini telah bisa lega. Karena pasokan oksigen dari Jawa Bart dan Jawa Timur sudah masuk ke Jateng, dengan volume 1-1,5 juta meter kubik.

Alasan PDIP Pecat Bobby Nasution karena Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Hal itu diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah datang langsung ke pabrik oksigen PT Samator di Kendal Jawa Tengah, kemarin.

"Saya pastikan suplainya bagus termasuk memastikan bantuan oksigen dari PT Samator yang ada di Jabar dan Jatim itu. Sudah masuk, kira-kira bergerak 1-1,5 juta meter kubik. Jadi untuk pasokan dan stok aman," kata Ganjar di Kendal, dikutip Kamis, 24 Juni 2021.

Presiden Prabowo Lempar Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD, Ganjar: Ojo Kesusu

Saat datang ke pabrik, Ganjar melakukan pertemuan dengan Direktur PT. Samator Budi Susanto. Dia memastikan bahwa produksi oksigen di tempat itu berjalan baik. Ia juga meminta dilakukan penambahan untuk pemenuhan kebutuhan oksigen di Jateng yang terus meningkat.

"Terima kasih pak Budi datang dari Surabaya ke sini untuk membantu. Jadi masyarakat tidak perlu panik, rumah sakit tidak perlu panik. Kami siap bantu," kata Ganjar.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Baca juga: Cumloude Dapat Jatah Kusus dalam Penerimaan CPNS 2021, Ini Syaratnya

Direktur PT Samator, Budi Susanto mengatakan, produksi oksigen di Kendal memang masih kecil, sekitar 50.000 meter kubik per hari. Sehingga jika harus memenuhi seluruh kebutuhan Jawa Tengah dengan kondisi saat ini, maka itu tidak akan cukup.

"Karena kami bekerja secara group, maka rekan kami di Jabar dan Jatim sepenuhnya support untuk Jateng. Sehingga, pasokan oksigen untuk Jateng aman," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya butuh kerja sama dengan Pemprov Jateng dan rumah sakit-rumah sakit. karena hal itu penting agar tidak terjadi panic buying.

"Kalau di rush, ya akan cepat sekali habis. Maka kami butuh kerja sama dengan pemangku kepentingan untuk pemenuhan itu," ungkapnya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya