Kapolda Sebut Lonjakan COVID-19 di Jateng Tak Semuanya karena Mudik

Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi
Sumber :
  • VIVA/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi mengklaim lonjakan kasus COVID-19 di Jawa Tengah yang terjadi saat ini bukan semata karena faktor mudik lebaran. Tapi ada kegiatan tradisi yang mendorong masyarakat sehingga menyebabkan lonjakan kasus COVID-19.

PDIP Kalah di Pilkada Jateng, Ganjar Bilang Begini

Tradisi yang dimaksud seperti halal bihalal pada sanak saudara, dan keramaian di tempat ziarah dan tempat wisata. Disamping itu, ada faktor kejenuhan masyarakat sehingga lalai terhadap protokol kesehatan juga menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus.

"Masyarakat kita itu tidak mengenal COVID, saya berfikir ini penyebabnya, masyarakat jenuh kemudian protokol sudah lupa karena menganggap angka COVID saat itu flat dan biasa-biasa saja yang akhirnya meledak sampai sekarang tidak terkendali," kata Kapolda saat melakukan rapat koordinasi Percepatan Penanganan COVID-19 bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, Selasa, 22 Juni 2021.

PDIP: Jateng Bukan Kandang Banteng, tapi Kandang ‘Partai Cokelat’

Menurut Kapolda, selama kurang lebih seminggu setelah arus balik angka COVID-19  masih bisa dikendalikan, namun setelah 3 minggu angka COVID-19 mulai melonjak di seluruh Kabupaten/Kota.

"Setelah saya analisa lojakan itu bukan semua karena faktor mudik tetapi tradisi di tempat kita itu yang menyebabkan," ujarnya

Analisis Pengamat soal Penyebab Utama PDIP Usung Andika-Hendi Kalah di Jateng

Selama 2 kali lebaran, lanjutnya, jajaran Polda Jateng telah melakukan penyekatan. Ia telah memerintahkan para kapolres dan jajaran, untuk mendata pemudik yang datang dari luar Jawa Tengah pada arus mudik. 

Didapati sekitar 400.800 pemudik yang dilakukan swab di posko PPKM Mikro, dengan hasil 45 orang positif COVID-19. Kemudian, pada arus balik dilakukan hal yang sama seperti pada arus mudik.

"Namun yang jadi patokan saya adalah 400.800 pemudik yang masuk Jateng," ungkapnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan Jawa Tengah pada pekan kedua Mei 2021 mengalami peningkatan kasus infeksi virus Corona hingga 51 persen dari pekan sebelumnya.

"Provinsi Jawa Tengah mencatatkan kenaikan signifikan mulai pekan kedua bulan Mei 2021 dan tertinggi secara nasional. Jumlahnya mengalami kenaikan 51 persen dibandingkan pekan sebelumnya," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta, Jumat, 18 Juni 2021.

Menurut dia, lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, antara lain dipicu oleh kegiatan ziarah keagamaan dan tradisi usai Idul Fitri 1442 H.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus mengingatkan warganya agar selalu mematuhi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. 

Dia berulangkali mengingatkan warga untuk memakai masker dengan benar dan tidak berkerumun demi mencegah penularan virus berbahaya dan mematikan itu.

"Sekarang semua rumah sakit sudah penuh, para dokter dan perawat sudah kewalahan. Mari jaga kesehatan masing-masing)," ujar Ganjar

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya