Wagub Jawa Barat: Jumlah Bed yang Disiapkan Sedikit
- VIVAnews/Adi Suparman
VIVA – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan, memang tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit, cukup tinggi. Lantaran ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien Corona, sedikit.
Dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne bertajuk 'Corona Makin "Galak", Kapan Tarik Rem Darurat', Wagub Uu menjelaskan bahwa ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, berada di bawah standar yang ditentukan.
"Sebenarnya ini bed yang disediakan di masing-masing RS sedikit, tidak sesuai dengan jumlah penduduk di sekitar atau dengan sarana dan prasarana selama ini ada di RS, misalnya salah satu RS hanya menyediakan 30 bed, sementara yang diharuskan kita minimal 100 atau pun 75," jelas Uu, dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Sabtu 19 Juni 2021.
Baca juga: Erick Thohir dan Zulkifli Hasan Akrab di Lampung, Ada Apa Ya?
Maka dengan kondisi demikian, jelas Uu, saat ini Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, telah mengambil langkah kebijakan agar setiap RS menambah bed. Sehingga, ketersediaan tepat rawat juga bisa dipenuhi.
"RS yang sudah menyediakan bed bagi pasien Corona untuk ditambah minimal 30-40 persen. Kedua, RS yang ada di wilayah Jawa Barat yang belum menyediakan untuk pasien Corona harus menyediakan tempat isolasi dan tempat perawatan bagi mereka. Sehingga masyarakat yang 50 juta ini bisa tertampung," jelasnya.
Untuk tingkat keterisian BOR sebelumnya, diakui oleh Wagub Uu sempat menembus angka 80-90 persen. Namun kondisi itu karena bed memang kurang. Setelah dibuat kebijakan untuk penambahan, BOR di Jawa Barat menurutnya sudah mengalami penurunan.
Selain itu, ada beberapa RS yang belum menerima pasien COVID-19 di wilayah Jawa Barat. Maka kebijakannya juga adalah mengharuskan setiap RS untuk menyediakan perawatan atau isolasi bagi pasien Corona.
Uu mencontohkan, saat video viral seorang kepala desa, yang membawa pasien COVID-19. Tetapi ditolak sejumlah rumah sakit. Menurutnya, karena kondisi yang ia paparkan tersebut, bed yang kurang dan ada beberapa rumah sakit yang tidak menerima pasien COVID.
"Sekarang sudah ada koordinasi pihak kami dengan RS yang ada di wilayah Jawa Barat," katanya.