Corona Varian Delta India Masuk RI, Pakar: Kondisi Kita Tidak Baik

Petugas memonitor tes usap PCR COVID-19 (foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Kasus Corona COVID-19 di Tanah Air belakangan ini mengalami lonjakan. Data per Kamis, 17 Juni 2021, ada penambahan 12 ribu kasus baru yang memperlihatkan kenaikan.

Demo Tolak Survei Masjid di Sambhal India Berujung Bentrok dengan Polisi, 5 Orang Tewas

Terkait itu, pakar paru yang juga Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Pusat, dr. Erlina Burhan menilai kondisi saat ini sudah sangat buruk. Ia meminta dalam menyikapi pandemi COVID-19 saat ini jangan melihat lagi ke belakang.

"Tapi, kita belajar saja dari apa-apa yang terjadi sehingga kejadiannya sangat, sangat buruk saat ini. Ini saya memakai kata-kata yang tidak biasanya," ujar Erlina dalam acara Dua Sisi tvOne dikutip VIVA pada Jumat, 18 Juni 2021.

Geger Pria India Tiba-tiba Hidup Lagi saat Akan Dikremasi, 3 Dokter Diskors

Dia menyampaikan saat ini kondisi kedisplinan masyarakat dalam protokol kesehatan masih disorot. Misalnya kepatutan dalam penggunaan masker. Pun, masih banyak kerumunan seperti di mal, restoran, hingga tempat wisata. Hal ini juga ditambah aktivitas mudik yang dilakukan sebagian masyarakat.

"Ini sudah diprediksikan. Bahkan Pak Menteri Kesehatan sudah mengatakan kalau kita tidak disiplin jangan-jangan kejadian India bisa terjadi di sini. Nah, ini sesuatu yang mengerikan," jelas Erlina.

CUV e: dan ICON e: Kalah, Motor Listrik Baru Honda di India Bisa Tempuh 100 Km

Erlina merujuk peringatan Menkes Budi Gunadi Sadikin karena angka kasus COVID-19 di India mengkhawatirkan. Ia membandingkan di India sudah sampai 100 ribu ke atas perhari. 

Namun, di Tanah Air dengan kasus 12 ribu per hari, rumah sakit di berbagai daerah termasuk Jakarta sudah kewalahan.

"Kita 12 ribu saja, rumah sakit sudah teriak-teriak loh. Masyarakat juga teriak-teriak kenapa karena tidak dapat dirawat, keluarganya parah kondisinya, berat butuh oksigen, sudah ke rumah sakit di beberapa tempat," tuturnya.

Menurut dia, kondisi saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja. Maka itu, penting menjaga protokol kesehatatan atau prokes. Apalagi, saat ini ada varian COVID-19 asal India atau B1617.2 yang berbahaya dan sudah masuk di sejumlah daerah di Tanah Air.

"Saya ingin katakan lagi, saya ulangi lagi, kondisi kita dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Jadi, ayo masyarakat, apalagi sekarang ada varian baru yang delta itu," sebut Erlina.

Dia merincikan selain lebih berbahaya, varian ini mudah menular. "Juga keparahan penyakitnya lebih parah dari non varian. Itu mesti diketahui. Dan, gejalanya juga tidak khas," katanya.

Erlina membandingkan antara varian lama dari Wuhan, China dengan India. Kata dia, varian delta dari India ini berbahaya karena menyasar semua umur termasuk anak muda tanpa disertai komorbid atau penyakit bawaan.

"Nah, yang delta sekarang yang B1617.2 ini ternyata banyak pasien anak-anak muda, tidak ada komorbid. Jadi, saya kira sekarang jangan beranggapan bahwa hanya orangtua, orang komorbid yang berpotensi untuk tertular," lanjutnya.

Kemudian, ia mengingatkan lagi dengan semua umur berpotensi tertular maka penting untuk menjaga risiko pencegahan.

"Siapapun ada potensi dan risiko tertular. Oleh sebab itu, saya selalu mengatakan apakah varian baru, varian lama, banyaknya varian sebetulnya nggak masalah juga. Asalkan virus ini tidak masuk ke dalam tubuh kita," ujar Erlina.

"Karena baik varian baru atau varian lama kalau di luar tubuh lama-lama dia tidak akan aktif atau mati istilahnya. Virus ini akan berkembang biak kalau masuk ke sel tubuh kita. Cegahlah jangan sampai virus ini masuk," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya