Nusron Wahid Sulap Pesantren jadi RS Darurat COVID-19

Pesantren yang Dipimpin Nusron Wahid Dijadikan Shelter dan RS Darurat COVID-19
Sumber :
  • VIVA/ Eduward Ambarita

VIVA – Angka kasus COVID-19 di Jawa Tengah terutama Kudus, saat ini mengalami pelonjakan yang tinggi. Membuat pasien meningkat, dan keterisian rumah sakit maupun tempat isolasi, semakin tinggi.

9,1 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Jateng saat Libur Natal dan Tahun Baru

Untuk membantu, anggota DPR RI Nuston Wahid dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah II yang meliputi Kudus, Jepara dan Demak (Kurama), menyulap pesantrennya.

Yakni Pesantren Nashrul Ummah, yang dipimpinnya dan beberapa pesantren lainnya, menjadi tempat shelter dan RS Darurat untuk isolasi COVID-19.

Kepala BMKG Sebut Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng Menguat, Waspada Potensi Bencana!

Baca juga: Mau Maju di Pilpres 2024? Begini Jawaban Khofifah

"Karena persebaran tinggi. Rumah sakit enggak muat lagi. Banyak yang kena COVID isolasi di rumah, eh malah nulari keluarga yang lain di rumah. Ini bahaya. Perlu terobosan," kata Nusron dalam keterangannya, saat launching Shelter dan RS Darurat Pesantren COVID via Zoom, Kamis 17 Juni 2021.

Andika Perkasa-Hendrar Prihadi Gugat Hasil Pilkada Jateng ke MK

Nusron mengungkapkan, Pesantren Nashrul Ummah yang terletak di Desa Mejobo, Kabupaten Kudus, secara fisik dan letaknya cukup layak untuk dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19. Mengingat saat ini angka kasus melonjak, dia berharap ada pesantren yang juga melakukan hal serupa.

"Kita akan ajak pesantren-pesantren lain yang mau untuk sementara dijadikan shalter dan rumah sakit darurat," lanjut Nusron.

Meski pesantren tersebut siap dijadikan shelter dan RS Darurat COVID-19, tetapi Nusron meminta untuk disupervisi oleh tim dari BUMN Indonesia Health Care, perusahaan pelat merah yang mengelola rumah sakit.

"Mereka sudah pengalaman karena mengelola 72 RS BUMN. RS Pertamedika, Pelni dan RS top lainnya. Saya terima kasih dan syukur alhamdulillah Bu Fathimah (Dirut IHC) mau menurunkan tim untuk supervisi," ujar mantan Ketua Umum GP Ansor tersebut.

Meski pesantren dijadikan RS Darurat COVID-19, Nusron tetap ingin agar para pasien nantinya lebih nyaman diisolasi di pesantrennya. Maka saat ini pembenahan secara fisik, tetap dilakukan agar kenyamanan tetap tercipta.

"Tempat tidur yang layak sudah kami datangkan. Sekarang perbaikan kamar tidur, kamar msndi, AC, shower dan lain-lain agar bagus dan bersih. Pokonya tidak kalah dengan RS portable," jelas Nusron.

Tidak ada yang tahu kapan COVID-19 ini selesai. Namun menurutnya, ikhtiar tetap harus dilakukan dalam membantu pemerintah untuk menangani pandemi.

Maka pesantrennya nanti, akan siap menampung warga yang memiliki gejala ringan dan memilih tidak diisolasi di rumah. Agar penularan di tengah-tengah keluarga, bisa dihindari.

"Pokoknya kalau ada yang gejala ringan agar tidak menular bisa masuk ke shelter dan RS darurat ini," kata politikus Partai Golkar ini.

Untuk pesantren ini nantinya, diharapkan mampu menampung maksimal 100 pasien COVID-19. Sementara untuk operasional untuk kebutuhan sehari-hari, ia akan meminta bantuan ke RS rujukan yang sudah mapan.

"Saat ini IHC sudah bersedia. Tinggal kita akan jalin komunikasi dengan klinik dan RS yang sudah mapan yang terdekat," lanjutnya.

Untuk merawat dan membantu para pasien yang isolasi, Nusron juga segera merekrut para relawan. Baik itu yang dari tenaga kesehatan atau nakes, maupun yang non-nakes. Sehingga pasien terurus dengan baik.

"Untuk relawan nakes kami akan minta para mahasiswa STIKES terdekat dan alumni STIKES yang belum jadi perawat. Minimal ada tenaga yang ngerti dan bisa membantu," kata Nusron.

"Intinya, daripada penderita COVID tinggal di rumah masing-masing dan potensi interaksi dengan keluaraga dan pihak lain tinggi, kami tawarkan masuk dan isolasi di pesantren dengan nuansa rumah sakit," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya