Update Gempa Maluku, BPBD: 62 Rumah Rusak
- tvOne/ Christ Belseran (Maluku)
VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor situasi terkini pascagempa magnitudo 6,1 yang terjadi di Kepulauan Maluku. BNPB memonitor laporan sementara kejadian gempa dari beberapa wilayah, seperti Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat dan Kota Ambon.
Dari informasi sementara BPBD Kabupaten Maluku Tengah, di Desa Yaputi, Kabupaten Maluku Tengah telah terjadi kerusakan pada dinding penahan tanah (talud) pantai, dan air laut sempat terlihat surut. Sementara di Desa Saunolu terdapat kerusakan pada permukiman masyarakat dan di Desa Mahu terdapat patahan.
Hingga berita ini dirilis, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi tersebut. Namun masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri dengan mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.
Masyarakat selalu diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gempa bumi maupun potensi tsunami, tetap pantau informasi yang dapat dipercaya dan tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Seperti diketahui, gempa dengan magnitudo 6,1 mengakibatan guncangan kuat yang dirasakan warga di kepulauan Maluku. Gempa terjadi pada Rabu, 16 Juni 2021 pukul 13.43 WIT.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendata adanya kerusakan akibat gempa tersebut. Tercatat BPBD Kabupaten Maluku Tengah, Pusdalops Kota Ambon, BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat, BPBD Kabupaten Seram Bagian Timur, dan BPBD Provinsi Maluku sama-sama melaporkan warganya merasakan guncangan kuat dengan durasi guncangan yang bervariasi.
Hingga Rabu, 16 Juni 2021 malam, dari data yang diperoleh petugas BPBD di sejumlah lokasi yang terdampak, 62 bangunan rumah dan fasilitas pemerintah rusak parah dan juga sedang.
“Desa Haya 17 unit, Desa Tehoru 19 unit, Desa Saunolu 11 unit, Desa Yaputih 15 uni,” kata Kepala BPBD Maluku Tengah, Latief Key kepada VIVA.
Selain bangunan rumah yang rusak, Talut penahan ombak patah di Tehoru juga ikut retak akibat gempa tektonik itu. Gempa juga merusak pagar gereja dan tembok masjid di Desa Saunolu.
Kerusakan rumah, menurut Latief, masih sementara. Pihaknya masih terus melakukan peninjauan ke sejumlah desa dan dusun di kecamatan Tehoru.
Selain kerusakan, BPBD setempat kata Latief juga meninjau masyarakat yang sementara ini mengungsi di camp-camp pengungsian yang berada di hutan maupun lokasi dataran tinggi. “Sore sampai malam ini kita sambangi mereka, sekaligus mendata berapa banyak yang saat ini mengungsi untuk mendapatkan bantuan,” ujarnya.
Gempa Susulan
Pascagempa Maluku Tengah hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah terjadi setidaknya 13 (tiga belas) gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 3,5.
BMKG juga mengimbau agar waspada terhadap gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor ke atau di bawah laut bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantau Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulisnya. "Segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi," tulisnya.
Sebelumnya, BMKG menginformasikan gempa dengan magnitudo (M) 6,1 tersebut tidak memicu terjadinya tsunami. Namun kemudian BMKG memperbaharui keterangannya akan adanya potensi tsunami bukan dari gempanya namun akibat longsoran di bawah laut. Berdasarkan hasil observasi muka laut sta TEHORU menunjukkan ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut.
Laporan Christ Belseran (tvOne/ Maluku)