Tim Ridwan Kamil Akui Lonjakan COVID-19 di Jawa Barat Pasca-Lebaran
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Satgas COVID-19 Jawa Barat mengakui telah terjadi lonjakan kasus penularan COVID-19 pascalibur lebaran Idul Fitri. Satgas berpendapat, lonjakan masif terjadi setelah Lebaran dengan pergerakan orang di Bandung Raya, Cirebon, dan Karawang meningkat.
"Beberapa minggu terakhir ini memang kecenderungan tren kasus positif naik, per beberapa [hari] terakhir di atas 1.000 dengan daerah sebaran utama masih didominasi di Bandung raya dan Jabodetabek, kemudian ada derah lain seperti Karawang, Cirebon. Sudah disampaikan ini [dampak] kakaren Lebaran," kata Ketua Harian Satgas COVID-19 Jawa Barat, Daud Achmad, dalam acara Japri di Bandung, Jumat, 11 Juni 2021.
Daud memastikan imbauan dan penegakan protokol kesehatan COVID-19 dengan melarang mudik dan penyekatan di semua jalur mudik dilaksanakan secara maksimal. Namun, Daud mengakui masih terdapat warga yang bisa mengelabui kebijakan itu.
Berdasarkan hasil pemantauan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPM-Desa) Provinsi Jawa Barat, sebanyak 1.494 pemudik lolos dalam penyekatan arus mudik Lebaran 2021.
Pemerintah sebelumnya telah mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudik, karena, berdasarkan sejumlah pengalaman, kasus penularan COVID-19 selalu meningkat setiap setelah masa liburan panjang. Pemerintah bahkan telah mencegati orang-orang yang kedapatan mau mudik. “Namun kenyataaannya ada yang lolos," katanya.
"Bisa kita bayangkan kalau tidak ada larangan mudik mungkin, kejadiannya akan lebih; saat ini karena makin banyak orang bergerak. Di lapangan kita lihat, setelah pembatasan, orang makin banyak yang keluar, nah, terjadilah sekarang kenaikan kasus," katanya.
Daud mengingatkan, kesadaran dan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19, dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjauhi kerumunan, masih merupakan satu-satunya langkah efektif menghindari penularan virus corona.