Survei PPI: Jokowi Jadi Pendongkrak Elektabilitas PDIP Tinggi
- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan kembali berada pada posisi puncak dalam berbagai hasil survei. Kini, hasil survei Parameter Politik Indonesia (PPI) memperlihatkan PDIP tetap sebagai partai papan atas yang memimpin klasemen dengan perolehan 22,1 persen.
Parameter Politik Indonesia melakukan survei dengan sampel sebanyak 1.200 responden pada 23-28 Mei 2021. Kemudian, metodenya simple random sampling dari 6.000 nomor handphone yang sudah dipilih secara acak, dan margin of error survei sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan, ada beberapa faktor motivasi masyarakat memilih partai politik seperti faktor ketokohan, faktor citra dan emosional, keluarga, lingkungan dan party ID, faktor sosilogis serta faktor rasional.
"Faktor ketokohan masih mendominasi motif memilih partai (22,9 persen). Faktor citra dan emosional sebesar 18,2 persen; faktor keluarga, lingkungan dan party ID sebesar 14,2 persen; faktor sosiologis hanya 9,1 persen dan faktor rasional cuma 6,0 persen," kata Adi saat diskusi online, Sabtu, 5 Juni 2021.
Menurut dia, memori masyarakat Indonesia memang memilih partai politik tertentu terafiliasi kepada sosok figur kunci, untuk menentukan apakah partai politik akan dipilih atau tidak. Lantaran itu, publik menyebut tokohnya bagus itu sebesar 5,4 persen dalam survei ini.
"Tidak diherankan partai politik kita banyak tokoh-tokoh kunci yang dijadikan sebagai sandaran untuk melakukan peningkatan elektabilitas," ujarnya.
Ternyata, kata Adi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki pengaruh terbesar yakni 4,2 persen dan disusul Prabowo Subianto sebanyak 3,2 persen. Kemudian mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekitar 1,3 persen dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri 0,5 persen.
Adapun elektabilitas partai politik yang dipilih masyarakat apabila pemilu legislatif dilakukan hari ini, menempatkan PDI Perjuangan teratas dengan 22,1 persen. Kemudian, Partai Gerindra menyusul posisi kedua sebesar 11,9 persen; Partai Golkar urutan ketiga 10,8 persen.
Selanjutnya, Partai Demokrat sebanyak 8,4 persen; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 8,2 persen; Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sekitar 7,5 persen; Partai Nasdem sebesar 5,0 persen; Partai Amanat Nasional (PAN) sebesar 4,3 persen; dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,5 persen.
"Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada Partai Demokrat dan PKS. Meningkatnya elektabilitas Partai Demokrat disinyalir akibat hingar bingarnya perseteruan dengan Moeldoko beberapa waktu lalu. Sementara, PKS mendapatkan insentif elektabilitas akibat pembelaan terhadap kelompok Islam yang dinilai dimarjinalkan," ujarnya.