Firli Tak Hadiri Debat, Giri Suprapdiono Lempar Sindiran Menohok
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri tak bisa hadir memenuhi undangan debat terbuka terkait polemik tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Debat yang diinisiasi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi itu akan mempertemukan Firli dengan eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Giri Suprapdiono.
Terkait lawan debatnya yang tak hadir, Giri pun menyampaikan lontaran menohok untuk Firli. Menurut dia, tak ada salah dengan ajakan debat terbuka karena sebagai forum keterbukaan untuk bicara wawasan kebangsaan.
"Keterbukaan, pluralisme dan demokratis adalah ciri jiwa pancasilais, semangat reformasi dan tata kelola pemerintahan umum yang baik, serta ciri masyarakat madani yang beradab," kata Giri kepada VIVA, Sabtu, 5 Juni 2021.
Giri bilang dengan forum debat diharapkan untuk menghidupkan jiwa Pancasilais di era Reformasi.
"Forum terbuka debat adalah sarana untuk menghidupkan jiwa tersebut. Korupsi tumbuh subur di ketertutupan, otoritarian dan tidak menghargai perbedaan. Korupsi itu lawan dari demokrasi," tutur Giri.
Sebelumnya, KPK menyampaikan bahwa Firli sudah menerima undangan debat terbuka tersebut. Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara KPK, Ali Fikri mengatakan, pihaknya juga sudah merespons undangan tersebut.
Ali menekankan Firli sengaja tak hadir debat karena untuk mengakhiri polemik TWK yang kontroversial.
“Kami telah merespons surat tersebut bahwa Ketua KPK tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena ingin mengakhiri polemik di ruang publik terkait dengan alih status pegawai KPK menjadi ASN,” ujar Ali, Jumat, 4 Juni 2021.
Debat terbuka antara Firli dengan Giri soal polemik TWK dijadwalkan berlangsung di Gedung Merah Putih KPK pada Jumat kemarin, 4 Juni 2021. TWK menjadi polemik karena sebagai syarat pegawai KPK menjadi ASN.
Polemik itu karena ada 75 pegawai KPK yang tidak lolos dinonaktifkan. Bahkan, 51 dari 75 pegawai itu diberhentikan karena diberi rapor merah dan sulit dibina menjadi ASN. Salah seorang dari 51 pegawai yang dipecat itu adalah Giri Suprapdiono.