Megawati: Petugas Partai Itu Harus Nurut

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sumber :
  • Repro youtube PDI Perjuangan.

VIVA – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta kepada para petugas partainya untuk menuruti apa yang telah ditetapkan partai. Menurutnya, petugas partai tidak boleh menolak pekerjaan yang telah diatur oleh partai.

Banyak Anomali di Pilkada 2024, Megawati Bakal Sampaikan Sikap Politik

Saat memberikan arahan di acara peresmian 25 kantor partai baru di tingkat Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) se-Indonesia, Mega menyatakan bahwa petugas partai tidak bisa berkehendak atas nama pribadi.

"Petugas partai itu harus menurut apa yang ditugasi partai kepada dia, bukan malah oh saya tidak mau, endak enak," ungkapnya dikutip Senin 31 Mei 2021.

Di TPS Megawati dan Keluarga Mencoblos Pramono-Rano Raih 216 Suara, RK-Suswono 77

Selain itu, Mega melanjutkan, petugas partai juga harus berani bekerja di lapangan. Mereka dimintakannya jangan hanya bisa menjual nama PDIP namun bekerja hanya dari kantor dengan kursi model kerajaaan.

"Yang saya lihat enggan itu kalau mereka ditugasi turun ke bawah, sepertinya sudah turun ke bawah buang-buang waktu, tapi kalian petugas partai," tegas dia.

Pramono Anung: Bismillah, Satu Putaran!

Menurutnya, petugas partai yang terbaik adalah mereka yang dikenal oleh siapapun sebagai anggota PDIP tanpa harus menggunakan seragam atau atribut lainnya. Mega pun merasa sudah bisa melakukan itu karenanya harus bisa diterapkan seluruh anggota.

"Biar saya ndak pakai seragam semua juga pasti tau Ibu Mega itu yang senyam-senyum itu memang Ketum PDI Perjuangan kok, orang luar negeri tau," katanya.

Selain itu, sebagai petugas partai, harus memahami sejarah para pejuang bangsa, termasuk sejarah lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945, bahkan dia menginginkan 1 Juni dijadikan bulannya Soekarno oleh partai.

"Jelas, makanya kalian nanti akan saya ajari harus bisa, kalau ditanya sebenarnya 1 Juni itu ada apakah? kalau ada yang enggak bisa jawab saya kasih sanksi loh," ucap Mega.

Walaupun petugas partai harus nurut terhadap apa yang telah ditetapkan partai, menurutnya bukan berarti mereka tidak memiliki karakteristik yang matang, terutama dengan sejarahnya pikiran dengan ketetapan hati nurani.

"Sepanjang orang ndak bisa menyatukan pikiran dan hati jangan jadi pemimpin, karakter itu datangnya karena cara berpikir manusia yang bisa menyatukan antara hati," tuturnya.

Jika memang tidak mau diberikan tugas oleh partai, dia meminta mereka untuk keluar dari PDIP. Dia pun mengaku pernah memecat petugas partai hingga petugas tersebut harus kembali mengemis kepadanya supaya tidak dikeluarkan.

"Orang yang kemarin toh saya cerita ada kasus saya pecat baru dah gelimpangan enggak jelas nangis-nangis minta dikembalikan bla-bla-bla, eh itu tidak bisa," ungkap dia.

Untuk bisa menjadi petugas partai, dia menyatakan, tidak perlu memahami banyak bahasa, atau fasih berbahasa Inggris. Yang terpenting, Mega menekankan, petugas partai harus bisa bahasa rakyat agar memahami kondisi rakyatnya.

"Terus kalau berbahasa boleh belajar Inggris, boleh, tapi udahlah bahasa tuh jangan jelimet, bahasa rakyat aja, kan pernah saya katakan dalam prikehidupan kita tuh menangis dan tertawa bersama rakyat jadi itu yang namanya mengolah rasa," kata Mega.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Respons Dasco soal Pernyataan Megawati Ada Pengerahan Aparat di Pilkada Jawa Tengah

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad merespons pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan dan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, soal Pilkada Jawa Tengah 2024

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024