Panas, Husein ke Aktivis Pro Israel: Kalau Mau Loncat Jangan Tanggung

Debat Muhammad Husein dengan Monique Rijkers dalam Catatan Demokrasi tvOne
Sumber :
  • Youtube tvOne

VIVA – Konflik Palestina dengan Israel jadi sorotan dunia internasional termasuk Indonesia. Kebrutalan militer Israel yang sempat memborbadir Gaza, Palestina sebelum gencatan senjata menuai kecaman. 

Presiden Prabowo Harap Ada Genjatan Senjata di Gaza Palestina

Namun, di Tanah Air ada suara pro dan kontra terkait konflik berkepanjangan antara Israel-Palestina tersebut. Hal ini jadi pembahasan Catatan Demokrasi tvOne dengan tema 'Palestina-Israel gencatan senjata, kok kita malah ribut?'

Dalam salah satu sesi acara tersebut, terjadi adu argumen antara aktivis pro Israel Monique Rijkers dengan WNI di Gaza yang juga aktivis kemanusiaan, Muhammad Husein.

Pengelola KFC di Indonesia Akui Boncos Akibat Boikot, Fokus Genjot Penjualan Online

Awalnya Monique yang diberikan kesempatan untuk memaparkan argumennya. Ia menjelaskan mendirikan yayasan non profit untuk menyampaikan edukasi kepada masyarakat di Tanah Air tentang Israel. Menurut dia, banyak miss informasi dan salah persepsi soal Israel.

Pun, ia menyinggung sejarah tentang holocaust. Peristiwa tersebut terkait genosida terhadap jutaan penganut Yahudi selama Perang Dunia II yang didukung Jerman Nazi dengan pemimpinnya saat itu, Adolf Hitler.

Hari Solidaritas untuk Palestina, ARI BP Dukung Perintah ICC Tangkap PM Israel Netanyahu

"Karena banyak orang Indonesia anggap Hitler itu pahlawan. Nazi itu melakukan tindakan heroik. Padahal, tidak seperti itu, gitu ya. jadi itu edukasi yang saya lakukan," ujar Monique dikutip VIVA pada Kamis, 27 Mei 2021.

Dia menekankan setiap terjadi konflik antara Israel-Palestina, pasti rakyat Indonesia ikut ramai. Kata dia, selama ini rakyat Indonesia belum mendapat informasi yang benar dan tepat tentang Israel. Begitu juga tentang Palestina. "Nah, apa pun yang terjadi di sana pasti ramai di sini tanpa ada perspektif yang benar," lanjut Monique.

Monique menjelaskan soal status wilayah Israel-Palestina bahwa keduanya memiliki entitas berbeda. Ia bilang baik Israel dan Palestina punya wilayah masing-masing.

Ia pun heran dengan kerusuhan yang sempat terjadi di Masjid Al Aqsa. Alasannya, lokasi masjid itu berada di Yerussalem Timur. Monique mempertanyakan hal itu lantaran locus peristiwanya di Yerussalem Timur namun reaksi muncul di Gaza. "Kenapa tiba-tiba ikutan. Ibaratnya ya, terjadi sesuatu di Kalimantan tapi kemudian yang ramai di Jakarta," tutur Monique.

Menanggapi pernyataan Monique, Husein mengatakan hal wajar jika Gaza bereaksi bila saudaranya di Al-Aqsa dizalimi. Ia mengibaratkan bila rakyat Kalimantan dizalimi, dijajah, dan tak bisa berbuat apa-apa maka rakyat di Pulau Jawa akan bergerak membantu.

"Karena mereka merasa satu entitas, satu negara. Kalau orang-orang Jawa diam, nah ini dipertanyakan nasionalismenya," jelas Husein.

Husein menyampaikan peristiwa di  Masjid Al-Aqsa saat bulan Ramadhan jelas penyerangan yang dilakukan aparat Israel. Sebab, rakyat muslim Palestina sedang beribadah Salat Tarawih tapi justru diserbu polisi Israel.

"Diserbu oleh kepolisian, diblokade kemudian dilempari gas air mata. Wajar, warga Gaza marah. Karena itu saudara-saudara kita, itu masjid kita," tutur Husein.

Monique pun memotong penjelasan Husein. Ia mengatakan kewenangan Masjid Al Aqsa itu bukan ada di tangan Israel melainkan Yordania. "Israel hanya menertibkan setiap pelanggaran yang terjadi di kawasan tersebut. Tapi, Israel tidak berwewenang terhadap kawasan tersebut," jelas Monique.

Dia menceritakan versinya, soal sejarah Israel bisa menyerahkan kepada Yordania. Menurut dia, rentang waktu 1948 sampai 1967 terjadi perang Arab. Ia menyebut Israel merdeka pada 14 Mei 1948 namun kemudian langsung diserbu 5 negara Arab.

"Dan kelima negara Arab itu akhirnya membagi tanah yang seharusnya menjadi negara Arab Palestina. Gaza dikuasai siapa? Mesir. Tepi Barat, Yerussalem Timur dikuasai siapa? Yordania. Tidak pernah Palestina mendapatkan haknya," katanya.

Monique meminta rakyat Indonesia agar bisa belajar sejarah Israel-Palestina. 

"Jadi, bapak ibu semua saudara sebangsa dan setanah air kita cintai Indonesia ini. Belajarlah sejarah. Kenapa ada konflik tahun 1948, kita baru hebohnya sekarang," tutur Monique.

Husein kembali diberikan kesempatan pembawa acara Andromeda Mercury untuk menanggapi. Bagi dia, penjelasan Monique tidak nyambung dengan argumennya soal penyerangan polisi Israel terhadap muslim Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al Aqsa.

"Dan, kalau mau melihat jangan tanggung-tanggung Ibu, jangan ke 48, yang sebelumnya. Kok bisa ada Israel di Palestina. Kenapa entitas baru di Palestina? Yang tadinya damai, ada Islam, Yahudi semua hidup berdampingan," ujar Husein.

Monique sempat memotong penjelasan Husein. Namun, pembawa acara Andromeda Mercury meminta agar Husein tak dipotong dan diberikan kesempatan bicara agar berimbang.

Husein melanjutkan penjelasannya. Bahwa di bawah kepemimpinan Sultan Abdul Hamid saat itu kehidupan masyarakat rukun antara rakyat Muslim dengan Yahudi. Tapi, jadi aneh tiba-tiba muncul negara Yahudi yang memproklamirkan kemerdekaannya.

"Tiba-tiba ada sebuah negara, bangsa Yahudi yang masuk ke wilayah Palestina secara ilegal kemudian memproklamirkan diri sebagai negara. Kalau mau loncat jangan terlalu tanggung. Dan, saya yakin sudah paham semua sejarah ini," ujar Husein.

Husein menyindir keras Monique agar tidak merendahkan rakyat Indonesia tentang sejarah Israel.

"Dan, nggak perlu kita terlalu merendahkan IQ orang Indonesia tentang sejarah ini. Ibu Monique bukan satu-satunya ahli sejarah tentang Palestina, jangan merendahkan bangsa sendiri. Ini kurang tepat bagi saya," sebut Husein.

Monique pun menyampaikan maaf atas ucapannya. Ia mengatakan tak bermaksud merendahkan bangsa Indonesia. Dia hanya ingin bangsa Indonesia tidak berlarut-larut masuk dalam konflik yang sebetulnya ada dasar sejarahnya. 

"Ada dasar historisnya. Harusnya kita tahu dulu. Kenapa ada bangsa Israel. Bangsa Israel itu merdeka karena mereka bukan memerdekakan dirinya dengan begitu saja," ujar Monique.

Dia mengatakan bahwa ada resolusi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurut versi dia, bahwa PBB yang membagi dua tanah menjadi Palestina dan Yahudi pada 1947. Saat itu, 33 negara setuju dalam pembagian negara tersebut. 

Terkait aksi kericuhan di Masjid Al Aqsa, Monique mengatakan bahwa Israel tidak melakukan penyerangan.

Husein tersenyum mendengar pandangan Monique. Ia pun menyindir argumen lawan bicaranya tersebut dengan menyebut menggelikan. Sebab, kata dia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak pernah melontarkan argumen seperti yang disampaikan Monique.

"Netanyahu tidak pernah mengatakan, kami tidak pernah menyerang Al Aqsa. Tapi, tiba-tiba Ibu Monique bicara seperti ini, ini dari mana dasarnya. Nggak ada pejabat tinggi Israel yang mengingkari penyerangan ke Masjid Al Aqsa," tutur Husein.

Menyudahi adu argumen Monique dengan Husein, Andromeda mempersilakan Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Mahfudz Siddiq untuk menyampaikan pandangannya.

Dalam penjelasannya, ia mengkritisi Monique yang disebutnya punya yayasan untuk memberikan edukasi tentang Israel. Namun, bagi mantan Anggota DPR itu, argumen Monique yang didengarnya sekilas malah tak memberikannya edukasi. 

"Informasi yang disampaikan beliau ini banyak yang absurd. Dan, justru mengaburkan fakta-fakta yang ada," kata Mahfudz. 

Menurut dia, dengan era keterbukaan informasi saat ini, sumber sejarah sudah bisa diketahui, dibaca melalui gadget. Pun, ia bersyukur sejak Presiden pertama Soekarno hingga saat ini Joko Widodo, Indonesia masih tegak lurus membantu perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina atas penjajahan yang dilakukan Israel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya