Ridwan Kamil Bicara Peluang Indonesia Menjadi Negara Adidaya
- VIVA/Adi Suparman
VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut keberadaan Posyandu merupakan penopang utama mengatasi masalah tumbuh kembang anak terutama agar terhindar dari gizi buruk kronis (stunting). Salah satunya dengan memaksimalkan peran pos pelayanan terpadu (posyandu) dalam penyediaan makanan bergizi maupun sosialisasi kepada masyarakat.
Menurutnya, masa depan Indonesia sangat tergantung dari masa depan generasi mudanya. "Kita akan bertemu di tahun 2045, di mana mereka yang lahir hari ini akan berusia 20-25 tahun. Dan tahun tersebut Indonesia akan menjadi negara adidaya, asalkan produktif dan kompetitif anak mudanya," ujar Ridwan saat meluncurkan Pendamping Posyandu Juara, di Bandung, Selasa, 25 Mei 2021.
Dia berharap generasi penerus bisa tumbuh dengan baik agar menjadi pembawa kemajuan bagi negara. Terlebih, menurutnya, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang 75 persen penduduknya berusia muda pada 2045.
"Jadi anak-anak yang sekarang diurus, apakah akan jadi mesin negara atau jadi beban negara. Kalau gagal tumbuh, stunting, dia tak bisa jadi mesin negara, tak bisa berkarya," ujarnya.
Ada empat indikator, katanya, untuk memastikan generasi muda dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik, yakni memiliki fisik yang sehat, otak yang cerdas, akhlak yang baik, dan spiritual yang baik. "Nah untuk melahirkan manusia Jawa Barat yang unggul, anak-anak kita harus memiliki semuanya," katanya.
Salah satu penentu lahirnya manusia yang unggul adalah para kader posyandu. Mereka akan bersentuhan langsung dengan masyarakat terutama dalam memberi berbagai pembinaan untuk pengasuhan anak yang baik dan benar.
"Akibat pandemi COVID-19, saya coret bangun jalan, bangun jembatan, macam-macam. Tapi khusus posyandu, harus dipertahankan. Kita sisihkan anggaran untuk memaksimalkan peran posyandu," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat Bambang Tirtoyuliono menambahkan, pada 2021 lembaganya mengucurkan bantuan sebesar Rp105,4 miliar untuk memaksimalkan keberadaan posyandu. Melalui program Pendamping Posyandu Juara, menurutnya, hibah Rp78,5 miliar akan digunakan untuk operasional 49.509 posyandu dan operasional pokja di seluruh desa di Jawa Barat yang berjumlah 5.312.
Melalui bantuan itu, masing-masing posyandu akan menerima Rp1,75 juta per tahun yang bisa digunakan untuk penyediaan bahan makanan sebagai media penyuluhan gizi masyarakat, pelatihan kader bersama pendamping posyandu desa, pemenuhan alat posyandu, dan operasional lainnya.
Selain itu, Dinas juga memberikan bantuan keuangan Rp26,9 miliar untuk membantu operasional 27 kelompok kerja operasional (pokjanal) posyandu di 27 kabupaten/kota, pokjanal posyandu Kecamatan, 645 pokjanal kelurahan, dan operasional 10.194 posyandu kelurahan.
"Dari bantuan keuangan, setiap posyandu juga akan mendapat bantuan operasional Rp1 juta," katanya.