Demokrat: Percuma Elektabilitas Tinggi Jika Tak Punya Tiket Capres
- VIVA/Wilibrodus
VIVA – Kepala Badan Komunikasi Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengingatkan sejumlah nama tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi dalam survei untuk menjadi calon Presiden pada pemilu 2024, supaya tidak berbangga diri. Sebab, percuma elektabilitas tinggi tapi tidak dapat tiket nantinya.
“Menjadi pertanyaan besar, lagi-lagi bahwa boleh saja kita punya elektabilitas setinggi langit ketujuh. Tapi kalau kita tidak punya tiket, ya mohon maaf. Kita semua sudah sangat memahami ini juga,” kata Herzaky saat diskusi online bersama Puspoll Indonesia pada Minggu malam, 23 Mei 2021.
Saat ini, Herzaky mengatakan satu-satunya partai yang mungkin selamat dan mau langsung maju mengusung calon Presiden pada 2024 yaitu hanya dari PDI Perjuangan saja. Karena, PDI Perjuangan memenuhi syarat tinggal menambah satu partai saja.
Baca juga: Tak Diundang Puan, Ganjar Ternyata Ketemu Megawati di Jakarta
“Kecuali semua partai lain berkoalisi, saya tidak mau ada calon dari PDIP yang maju. Itu lain ceritanya,” ujarnya.
Tapi secara kenyataan politik, kata dia, kuda pacu paling depan tentunya yang punya tiket nomor satu adalah partai yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri itu. Tentu, PDI Perjuangan begitu mudah mengajak siapa pun untuk bergabung.
“Hanya kami melihat konfigurasi politiknya, ternyata capres tertinggi elektabilitasnya Pak Prabowo. Sehingga kok partai tertinggi PDIP, capres tertinggi Pak Prabowo. Apakah ada perkawinan? Kita belum tahu juga,” jelas dia.
Namun demikian, Herzaky melihat situasi peta pemilu Presiden 2024 sementara ini masih sangat cair. Bagaimana pun, ketika bicara elektabilitas semua harus memacu setinggi mungkin elektabilitas dengan kerja-kerja nyata di rakyat.
“Tapi jangan lupa, kita harus kerja-kerja politik untuk mendapatkan tiket. Ini yang menjadi perhitungan juga penting,” tandasnya.
Survei Puspoll Indonesia dilakukan pada periode 20-29 April 2021, dengan sampel sebanyak 1.600 responden yang tersebar di 34 provinsi. Sedangkan, metodenya melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur.
Adapun survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2,45 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen, dan usia minimum responden 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.
Sementara, responden ketika diberi pertanyaan seandainya pemilihan presiden dilakukan periode 20-29 April 2021, siapa yang akan dipilih masyarakat sebagai Presiden Republik Indonesia. Dari sisi elektabilitas, Prabowo masih berada pada posisi teratas dengan 20,9 persen yang akan memilih jika pemilihan presiden dilakukan sekarang.
"Posisi kedua ada Anies Baswedan sebanyak 15,4 persen dan disusul Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 13,8 persen. Selanjutnya, nama lainnya Sandiaga Uno sebanyak 7,1 persen, Ridwan Kamil dan AHY masing-masing elektabilitasnya sebanyak 4,9 persen. Selebihnya, tingkat elektabilitasnya masih dibawah 3 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu ada 14,9 persen,” kata Direktur Eksekutif Puspoll Indonesia, Muslimin Tanja.