Pakar Epidemiologi: Gandeng Warga Cegah Lonjakan COVID-19 Pascalebaran
- UI
VIVA – Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menyarankan pemerintah harus serius mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 setelah Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah/2021.
Menurut dia, masyarakat perlu dilibatkan juga bukan hanya perangkat di daerah saja, dalam menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
"Jangan hanya pemimpin-pemimpin di daerah saja, kalau mau serius harus benar-benar melibatkan masyarakat," kata Pandu saat dihubungi wartawan, Minggu, 23 Mei 2021.
Ia mengatakan, pemerintah daerah wajib memberikan contoh kepada warga dalam mengantisipasi penyebaran virus corona agar tidak terjadi lonjakan kasus. Misalnya menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan menerapkan protokol kesehatan. "Jadi, kepala daerah atau pemimpin daerah itu memberikan contoh. Bukan sebaliknya," ujarnya.
Lantaran itu, Pandu mengatakan, masyarakat dapat melaporkan penyebaran kasus yang terjadi di wilayahnya dan melakukan pengawasan kegiatan agar terhindar dari penularan wabah COVID-19.
Selain itu, pemerintah juga bisa melakukan testing secara random kepada masyarakat yang melakukan perjalanan terutama yang menuju Pulau Jawa. "Seharusnya seluruh pelaku perjalanan, jangan random, dan testing yang dilakukan antigen bukan Genose," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi meminta jajarannya dan seluruh kepala daerah di Indonesia mewaspadai kenaikan kasus harian COVID-19.
Menurut Jokowi, meski sudah ada larangan mudik lebaran kemarin, nyatanya lebih dari 1 juta warga keluar menuju ke kampung halaman.
Di sisi lain, Jokowi menyadari, kemungkinan besar terjadinya kenaikan kasus COVID pascalibur panjang baru-baru ini. "Kita sudah melarang mudik tetapi tetap ada 1,5 juta (warga) yang mudik. Naik tidak apa, tapi kecil. Ini yang kita harapkan," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Kepulauan Riau, Kamis, 20 Mei 2021.
Dari Februari hingga saat ini, kata dia, sebetulnya kondisi COVID-19 terbilang baik. Dimaksud baik dalam artian terjadi penurunan cukup drastis dari kasus harian sempat menyentuh 170 ribu sekarang per data 18 Mei terakhir kasus aktif sebanyak 87.514.
"Kuncinya di PPKM skala mikro yang bergerak di tingkat bawah yang kita punyai dan kita beruntung bahwa kita memiliki yang namanya Babinsa, Bhabinkamtibmas, ada lurah, RT/RW. Inilah yang harus digerakkan," ujarnya.