Kampus Diminta Berperan Tangani COVID-19 dan Pulihkan Ekonomi

Mural Bersama Lawan COVID-19 (ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Pemerintah meminta pihak Perguruan Tinggi di Indonesia mengambil peran dalam menangani informasi negatif yang menghambat penanganan pandemi COVID-19 di tanah air. Peran serta insan kampus dinilai mendesak karena penanganan COVID-19 akan menentukan program pemulihan ekonomi negara.

Rektor Buka Suara Soal Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar yang Diduga Libatkan Pegawainya

Selain itu, pemerintah juga melaksanakan berbagai program seperti Literasi Digital Nasional yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, sehingga diharapkan dapat menjadi sebuah gerakan yang mendorong berbagai inisiatif untuk melakukan kerja-kerja konkrit di tengah masyarakat.

"Gerakan ini baru saja diluncurkan Bapak Presiden Joko Widodo. Konsepnya multi stakeholders (gotong royong). Jadi gerakan ini adalah kerja gotong royong supaya Indonesia makin cakap (digital) dalam memanfaatkan digitalisasi untuk kegiatan edukatif dan produktif," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet Kementerian Komunikasi dan Informasi, Donny Budi Utoyo.

Inspiratif, UBM Jadi Universitas Pertama di Indonesia yang Peroleh Akreditasi Ini

Hal itu disampaikan dalam Webinar Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sabtu, 22 Mei kemarin, yang membahas peran perguruan tinggi dalam komunikasi publik penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi.

Koordinator Tim Pakar, sekaligus Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito sepakat tentang pentingnya kerja sama yang baik dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Katanya, kerja sama itu harus terjalin bukan hanya di Indonesia saja, namun juga kerjasama bersifat gotong royong yang melibatkan seluruh bangsa dan negara di dunia. Alasannya sederhana, karena setiap negara diharapkan dapat mengontrol mobilisasi manusia antar negara.

"Kita punya strategi, sistem, struktur, speed dan juga skill untuk mencapai target, (yaitu) yang sakit cepat sembuh, yang sehat tetap sehat. Target-target itu meliputi penekanan jumlah kasus, testing, tracing, vaksinasi, perubahan perilaku, interoperabilitas data, sosialiasi masif dan melindungi yang rentan," katanya.

Wiku menambahkan, komunikasi publik yang baik, termasuk yang melibatkan kampus, dinilai dapat membangkitkan sebuah gerakan untuk memenuhi seluruh target untuk mencegah penularan COVID-19 di dunia, dan di Indonesia pada khususnya.

Baca juga: Kombes Sambodo Lacak COVID-19 Keliling Jakarta dengan Bus

Doktor Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan sekaligus dosen UIN Makassar yang diduga jadi bos pabrik uang palsu. (Foto: Istimewa/Pribadi)

Sosok Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Makassar Pelaku Utama Kasus Pabrik Uang Palsu

Sosok Andi Ibrahim, Kepala Perpustakaan UIN Makassar yang Menjadi Pelaku Utama Kasus Pabri

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024