Swab Massal Warga Perumahan di Malang, Positif COVID-19 Bertambah
- VIVA/ Lucky Aditya
VIVA – Setelah 18 warga di Perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau positif COVID-19, dilakukan tracing kontak erat. Hasilnya, ada tambahan kasus positif lagi.
Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, melakukan swab antigen massal kepada 60 warga Perumahan Bukit Hijau dan Permata Hijau, Tlogomas, Kota Malang pada Senin, 17 Mei 2020. Testing dilakukan Dinas Kesehatan menyusul 18 warga setempat terkonfirmasi positif COVID-19.
Awalnya, salah satu keluarga di kawasan ini dinyatakan positif COVID-19 setelah merasakan kehilangan indra perasa. Lalu, melakukan test PCR, sebanyak 5 orang terkonfirmasi positif. 13 orang diantaranya swab antigen dan dinyatakan positif.
Baca juga: 18 Warga Positif COVID-19 di Malang, 60 Orang Kontak Erat Dites Swab
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, test swab antigen untuk mencegah penyebaran COVID-19 perumahan ini meluas. Rencana awal 34 orang yang akan di swab tetapi hasil tracing meluas.
Sehingga 60 orang kategori kontak erat menjalani swab antigen. Hasilnya, warga terkonfirmasi positif bertambah dari 18 orang menjadi 21 orang.
"Jadi awalnya 5 orang positif swab PCR, lalu 13 orang positif swab antigen. Dilakukan swab antigen massal. Yang positif ada tambahan tiga. Total 18 ditambah 3 ada 21 yang positif saat ini," kata Sutiaji.
Melihat situasi ini, Sutiaji memerintahkan Dinas Kesehatan untuk mempelajari detail jenis virus COVID-19 yang menyerang 21 warga Tlogomas, Kota Malang tersebut. Pemkot ingin memastikan apakah virus yang menyerang warga adalah jenis lama atau virus baru hasil mutasi.
"Nanti dilaporkan jenis mutasinya yang mana, virusnya yang mana. Sehingga kita nanti mampu mendeteksi. Waktunya belum (tahu) sampai kapan," ujar Sutiaji.
Sementara itu, dugaan sementara 21 orang ini terpapar COVID-19 saat salat berjamaah di Masjid Al-Waqar yang berada dalam satu komplek perumahaan.
Ketua RW setempat, Adam Wiryawan mengatakan, dugaan itu muncul karena mayoritas yang terpapar adalah jemaah masjid. Lalu, keluarga yang awalnya diketahui pertama kali terpapar COVID-19 tidak pernah keluar rumah selain ke masjid.
"Pengakuannya seperti itu dari keluarga yang terkena COVID-19. Mereka jarang pergi keluar rumah apalagi keluar kota tidak pernah. Dugaan sementara dari masjid," tutur Adam.