Cara Unik Dokter Penyintas COVID-19 Imbau Larang Mudik
- VIVA/ Fajar Sodiq
VIVA – Salah satu dokter di Solo, Jawa Tengah, yang juga penyintas COVID-19, Khoirul Hadi membuat imbauan kepada masyarakat agar tidak mudik pada Lebaran 2021 ini. Cara dia terbilang cukup unik. Imbauan tersebut disampaikan melalui lagu yang ditulisnya pada akhir Ramadhan.
Khoirul Hadi yang merupakan dokter spesialis kulit itu mengatakan, pembuatan lagu itu berawal dari keprihatinannya melihat animo masyarakat untuk mudik yang begitu besar.
"Sebagian masyarakat seolah tidak sadar bahwa pandemi masih ada," kata di Solo, Selasa, 11 Mei 2021.
Baca juga: DPR: Umat Muslim Jangan Lupa Baca Qunut Nazilah untuk Palestina
Antusiasme warga untuk pulang kampung membuat kebijakan peniadaan mudik oleh pemerintah selaman 6-17 Mei 2021, banyak dilanggar. Pelanggaran itu dilakukan dengan menghindari pos penyekatan yang didirikan polisi di sejumlah titik.
"Bahkan banyak yang menerobos pos penyekatan secara paksa," ujarnya.
Adanya kejadian-kejadian seperti membuat Khoirul merasa terpanggil, untuk ikut memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak mudik. Caranya yakni, dengan menciptakan lagu berjudul 'Tidak Mudik' yang dinyanyikan oleh kelompok musiknya, Assahlan.
Lagu tersebut ia ciptakan hanya dalam hitungan hari. Tak hanya lagu, Khoirul sekaligus membuat video klip lagu imbauan tidak mudik tersebut.
Setelah semua proses rekaman selesai, lagu tersebut bisa diputar melalui berbagai platform, seperti Youtube, Spotify, hingga TikTok.
Meski diproses dalam hitungan hari, lagu yang dibuatnya tidak asal-asalan. Lagu serta video klip dibuat dengan sangat serius. Sentuhan musik keroncong membuat lagu itu enak didengar. Dia berharap lagu berdurasi 5 menit itu bisa menyentuh hati masyarakat sehingga bersedia menahan diri untuk tidak mudik.
Dia mengatakan lebaran memang momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk bisa bertemu keluarga yang dirindukan di kampung halaman.
"Tapi jangan sampai kerinduan ini justru menjadi petaka bagi keluarga kita," kata pemilik klinik kecantikan Be Hati Solo itu.
Khoirul Hadi sendiri pernah merasakan perjuangan hidup dan mati melawan ganasnya penyakit COVID-19 pada November 2020 lalu. Saat itu dia harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU RS Moewardi Solo.
Beruntung, nyawanya bisa terselamatkan lantaran memperoleh donor plasma konvalesen. Selama berada di ruang ICU dan ruang pemulihan, Khoirul membuat beberapa syair yang bersumber dari perenungan dan kontemplasinya. Menjelang Ramadhan kemarin, dia membentuk grup musik Assahlan untuk menggarap syair yang dibuatnya.
Dia juga juga meluncurkan karya lain berupa aplikasi bernama Aksi Donor Plasma Konvalesen disingkat Akdoplak. Aplikasi itu dibuat dengan biaya sendiri lantaran pernah tertolong oleh terapi plasma konvalesen.
Melalui aplikasi berbasis web ini, Khoirul Hadi berusaha mengajak para penyintas COVID-19 untuk melakukan donor plasma konvalesen. Situs ini juga berusaha mempertemukan pendonor dengan pasien yang membutuhkan donor. Hingga kini sudah ada ribuan penyintas maupun pasien yang memanfaatkan aplikasi tersebut.