Modal Tanam Sayur, Warga Papua Ini Sekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Ilustrasi pelajar di Papua
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Warga Kampung Getentiri, Boven Digoel, Papua sudah mulai banyak yang paham pentingnya pendidikan untuk anak. Banyak putra putri mereka yang bisa bersekolah hingga strata 1 atau sarjana.

Skripsi Rampung Satu Bulan, Dinar Candy Gelagapan saat Ditanya Judul

Salah satunya yang diceritakan Simon Degeo. Pria 51 tahun ini bangga bisa memenuhi kebutuhan pendidikan putranya hingga melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Perjuangan keras Simon yang berprofesi sebagai petani sayur akhirnya membuahkan hasil untuk pendidikan putranya. Sehari-hari, ia menanam berbagai sayur seperti sawi, terong, hingga kacang panjang.

Pendaftaran Beasiswa untuk Belajar di Inggris Telah Dibuka hingga November Mendatang

Menurut dia, setiap hasil panen sayur di kebun kecilnya selalu dijual ke pasar yang nanti uangnya ditabung untuk kebutuhan keluarganya. Salah satu keperluannya untuk biaya pendidikan anak.

“Setelah dipanen dan dijual, saya gunakan untuk kebutuhan rumah tangga sampai menyekolahkan anak. Bahkan sampai anak sarjana. Itu adalah bagian dari hasil penjualan sayur,” kata Simon, dalam keterangannya yang dikutip Jumat, 7 Mei 2021. 

10 Jurusan Kuliah yang Paling Disesali, Jurnalistik Peringkat Pertama

Pengakuan Simon, bahwa banyak warga di Kampung Getentiri yang dapat bantuan lahan dan bibit sayur seperti terong, sawi dari PT Tunas Sawa Erma (TSE). 

Selain itu, pihak PT TSE biasanya juga memberikan pendampingan serta edukasi agar usaha tanam sayur yang dilakukan warga bisa terarah dengan benar.

Simon berharap cara positif seperti ini bisa diterapkan di daerah lain di Papua. Bagi dia, budidaya sayuran bisa diterima warga dan bisa jadi sumber penghasilan jika ditekuni secara serius.

Sementara, warga Boven Digoel lainnya, Katarina Gembenop (46) sedang dengan bantuan budidaya sayuran yang membuatnya mandiri dalam penghasilan. Ia punya harapan agar ada perusahaan yang juga bisa membantu memasarkan hasil panen warga. Dengan bantuan pemasaran menurutnya bisa membuat warga bisa optimal dalam bercocok tanam.

Katarina pun bersyukur dengan profesinya sebagai petani sayur. Dengan kegiatan ini, ia mengaku bisa mengisi keseharian dan memiliki penghasilan. “Budidaya sayur ini sangat membantu kami," tutur Katarina.

Pun, Direktur TSE Group Vinoba Chandra mengatakan pihaknya berkomitmen dalam pengembangan bantuan untuk warga sekitar. Ia menekankan pihak TSE sudah menyiapkan kegiatan serupa untuk membantu perekonomian rakyat.

Dia bilang, salah satu program yang sudah berjalan yaitu bantuan budidaya karet terkait penyediaan bibit dan penanaman lahan milik warga. Menurut dia, dalam program ini juga dilakukan pembinaan terhadap warga.

“Kami harap ke depan ada program yang bisa memberikan harapan baru kepada masyarakat,” ujar Chandra. 

Siswi disabilitas sepolwan Lemdiklat Polri, Nur Fatia Azzahra (tengah)

Keren! Siswi Disabilitas Sekolah Polwan Bergelar Sarjana Psikologi IPK Cumlaude

Siswi disabilitas Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) Lemdiklat Polri, Nur Fatia Azzahra, memiliki latar belakang akademik yang cemerlang.

img_title
VIVA.co.id
20 September 2024