Sejak Pandemi, Begini Cara Jokowi Telepon Menterinya

Presiden Jokowi Saat Menelepon Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono
Sumber :
  • Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air sejak Maret 2020 lalu, membuat banyak perubahan. Tak terkecuali Presiden Joko Widodo, terutama kala menggunakan telepon genggam atau handphone.

Prabowo Panggil Sejumlah Menteri ke Istana, Bahas Bansos, Zonasi hingga Gaji Guru

Seperti yang terlihat saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Lamongan Jawa Timur, pada Kamis ini 6 Mei 2021. Kepala Negara bertemu dan menyempatkan berdialog dengan para nelayan.

Seperti biasa, Presiden Jokowi selalu mengajak untuk berdiskusi dan menyampaikan keluhan. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh salah seorang nelayan. Ia mengeluhkan infrastruktur, yang itu menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tanpa banyak berjanji, Kepala Negara langsung menghubungi Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono yang kebetulan tidak ikut dalam agenda kunjungan ke Lamongan.

Presiden Vietnam Sampai Uber Prabowo Subianto Demi Bisa Foto Bersama Menterinya

Baca juga: Temui Nelayan Lamongan, Jokowi Janji Pelabuhan Segera Diperbaiki

Namun ada yang unik saat Presiden Jokowi menghubungi Menteri Basuki. Yakni telepon genggam Presiden tidak ditempelkan di telinga. Tetapi di loudspeaker sehingga tetap bisa mendengar apa yang disampaikan. Alasannya diungkap oleh Asisten Ajudan Presiden AKP Syarif Muhammad Fitriansyah.

Trump Abaikan Proses Pemeriksaan oleh FBI untuk Seleksi Calon Menteri, Menurut Media

"Oh ya, di masa pandemi ini, Presiden tidak pernah menempelkan HP di telinga, karena sesuai dengan protokol kesehatan," kata Syarif melalui akun Instagram miliknya @syrfxvii dikutip VIVA, Kamis 6 Mei 2021.

Syarif nampak memegang HP ketika Presiden Jokowi menghubungi Menteri Basuki dalam menyampaikan keluhan nelayan Lamongan tersebut. 

"Dua bulan lagi akan dikerjakan ya," ujar Presiden Jokowi usai menghubungi menterinya tersebut.

Syarif hampir selalu mendampingi Presiden dalam setiap kunjungan. Bahkan dalam beberapa kesempatan mendesak, ia harus mencari cara ketika Presiden melakukan sesuatu yang mendadak sehingga tidak ada persiapan. Seperti saat di tengah masyarakat, Presiden harus menandatangani sesuatu. Jadilah punggung Syarif digunakan untuk menjadi alas, pengganti meja bagi Presiden agar bisa membubuhkan tandatangannya tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya