Gubernur Edy Rahmayadi: Angka Kematian COVID-19 Harus Diturunkan

Ilutrasi pemakaman pasien Covid-19
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Dalam percepatan penanganan dan menekan penyebaran COVID-19, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melakukan rapat koordinasi dengan manajemen rumah sakit (RS) yang ada di seluruh provinsi tersebut. Mantan Pangkostrad itu, meminta pelayanan medis lebih ditingkat terus dengan baik.

Genset Meledak, RS Dera As Syifa Brebes Kebakaran Picu Kepanikan Pasien

Untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus kematian karena COVID-19 dan ketersediaan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), Edy menjelaskan angka kematian saat ini sekitar 3,3 persen. Sedangkan BOR sudah melampaui 60 persen.

“Angka kematian (COVID-19) harus diturunkan. Untuk itu, sinergi antar-rumah sakit dan pihak terkait sangat diperlukan. Makanya saya kumpulin bapak-bapak sekalian, untuk bertukar pikiran, untuk mengatasi ini kita juga harus bergandengan tangan,” kata Gubernur di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Selasa 4 Mei 2021.

Penglima Blak-blakan Penyebab Bentrok Prajurit TNI dengan Warga di Deli Serdang

Baca juga: Di Malang, Warga Diimbau Salat Idul Fitri di Kompleks Masing-masing

Mengenai BOR, Edy Rahmayadi akan menyiapkan cadangan isolasi apabila diperlukan. Serta mengharapkan agar penanganan pasien tidak tertumpuk di satu tempat, melainkan tersebar di sejumlah rumah sakit yang tersedia. 

Penyelundupan 11 Karung Ganja Seberat 272 Kg dari Aceh Digagalkan, Dua Pelaku Diamankan

Ketua Tim Penanganan Penyakit Infeksi Emerging Satgas COVID-19 Provinsi Sumut Restuti Hidayani Saragih mengatakan, ada faktor yang menyebabkan peningkatan angka kematian dan ketersediaan kamar isolasi. Antara lain, faktor penerapan protokol kesehatan masyarakat. 

“Penerapan protokol kesehatan adalah faktor dari eksternal rumah sakit,” katanya.

Menurut Restuti, saat ini semakin banyak varian virus COVID-19. Untuk itu, penyekatan wilayah diperlukan guna membatasi mobilitas warga, terutama saat libur lebaran. 

Direktur Operasional Rumah Sakit Murni Teguh, Jong Khai mengatakan, kapasitas kamar di rumah sakit tersebut untuk isolasi COVID-19 sudah penuh. Karena itu, ia mengharapkan sinergi antar-rumah sakit guna mengantisipasi pasien yang tidak tertampung. Sehingga seluruh pasien COVID-19 dapat ditangani dengan baik. 

Direktur Utama Rumah Sakit Haji Adam Malik Zainal Safri mengatakan, kematian yang tinggi bisa disebabkan oleh keterlambatan pasien dibawa ke rumah sakit. 

“Ada pasien yang datang ke rumah sakit memang yang kondisinya sudah berat, ada juga kiriman dari luar Kota Medan,” ujar Zainal.

Ia mengusulkan ada sebuah grup atau tim besar dari berbagai rumah sakit yang berisikan bermacam dokter spesialis mulai dari paru-paru hingga penyakit dalam.

"Gunanya untuk saling membantu dalam menangani pasien yang kritis dan membutuhkan pertolongan segera," sebutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya