Rumah Angker di Boyolali Disiapkan untuk Tempat Karantina Pemudik

Anggota Satuan Tugas Jogo Tonggo saat memantau rumah karantina untuk warga yang nekat mudik di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis, 29 April 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Bambang Dwi Marwoto

VIVA – Pemerintah Desa Sidomulyo di Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, menyiapkan rumah yang sudah lama kosong dan dianggap angker untuk mengarantina warga yang nekat mudik dari perantauan menjelang Lebaran tahun 2021.

Kapolres Boyolali yang Alami Kecelakaan di Tol Batang Meninggal Dunia

Rumah kosong di kawasan sendang Dukuh Piji, Desa Sidomulyo, yang disiapkan sebagai tempat karantina pemudik layak guna namun, menurut warga setempat, area rumah itu tergolong angker, banyak hantunya.

Kepala Desa Sidomulyo Moh. Sawali di Boyolali, Kamis, 29 April 2021, mengatakan bahwa pemerintah desa memilih rumah itu sebagai tempat karantina untuk mencegah perantau mudik Lebaran mengingat pemerintah pusat sudah memberlakukan larangan mudik guna mencegah peningkatan kasus penularan COVID-19. 

Mobil Kapolres Boyolali AKBP Yoga Kecelakaan di Tol Batang, Ajudan-Sopir Meninggal

Sawali mengatakan, pemerintah desa menerapkan kebijakan itu berdasarkan pengalaman tahun 2020.

Menurut dia, warga Kecamatan Ampel yang pertama kali terpapar COVID-19 pada tahun 2020 berasal dari Desa Sidomulyo dan pemerintah desa tidak ingin hal serupa terjadi pada masa mudik Lebaran tahun ini.

Bantah Lampu di IKN Produk Italia, Jokowi: dari Boyolali

Sawali mengatakan bahwa pemerintah desa sejak awal Ramadhan sudah mengimbau warga yang merantau agar tidak mudik. 

Jika ada warga yang nekat mudik dan tidak bisa menunjukkan surat keterangan sehat dari dokter atau surat bebas COVID-19, ia mengatakan, maka pemerintah desa mewajibkan mereka menjalani karantina selama tujuh hari di lokasi yang sudah disiapkan.

"Hingga saat ini sudah ada dua orang perantau yang dikarantina di tempat yang disediakan itu," katanya, menambahkan, Satuan Tugas Jogo Tonggo memenuhi kebutuhan logistik warga yang menjalani karantina.

Fajar Adi Nugroho, perantau yang mudik dari Tangerang, mengaku menyesal karena nekat pulang kampung tanpa membawa surat sehat sehingga harus menjalani karantina di fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Desa Sidomulyo.

Dia sudah tahu kalau pemerintah melarang warga mudik, namun nekat pulang ke kampung melalui jalan tikus pada malam hari dan berhasil meloloskan diri dari pantauan petugas. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya