Sah, Nadiem jadi Mendikbud-Ristek, Bahlil Menteri Investasi
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Presiden Joko Widodo secara resmi melantik dua menteri baru di sisa masa jabatan kabinet periode 2019-2024. Yakni Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Keduanya bukan orang baru di Kabinet Indonesia Maju. Namun lantaran ada perubahan nomenklatur, yakni penggabungan Kementerian Ristek dan Kemendikbud. Juga pembentukan kementerian baru yakni Kementerian Investasi.
Selain kedua menteri, Presiden Jokowi juga melantik Laksana Tri Handoko sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca juga: Ketua Dewas KPK Sambut Baik Jokowi Pilih Indriyanto Seno Adji
"Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara," isi sumpah jabatan yang diucapkan oleh ketiga orang yang dilantik, di Istana Negara Jakarta, Rabu 28 April 2021.
"Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan jabatan, akan menjunjung tinggi etika jabatan bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab," lanjut pembacaan sumpah.
Sekadar diketahui, dua nama yang dilantik adalah pejabat lama yang punya tugas dengan nomenklatur baru. Sedangkan Laksana Tri Handoko Kepala BRIN, sebelumnya dikenal sebagai Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI.
Handoko juga dikenal seorang ahli fisika dan namanya dikenal karena keahliannya, serta banyak kegiatan riset dan mengaplikasikan teknologi informasi di dalamnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengungkapkan alasan di balik pemerintah ingin menjadikan semua kegiatan riset dalam satu
BRIN merupakan lembaga otonom langsung di bawah Presiden. Lembaga ini akan menggabungkan semua kegiatan penelitian dan riset di sejumlah kementerian dan lembaga dalam satu wadah.
"Strategi besarnya adalah membangun pondasinya dulu, mulai dari infrastruktur, setelah itu SDM, lalu masuk ke riset, inovasi dan teknologi,” ujar Presiden Jokowi, Selasa 20 April 2021.
Kata Jokowi, BRIN bakal menjadi koordinator semua kegiatan penelitian dan pengembangan di Tanah Air. Dengan harapan, koordinasi menjadi lebih mudah, fokus dan produktif.
"Jadi anggarannya, pelaksanaannya, akan terpusat dan terkonsolidasi di dalam satu lembaga saja,” ujar Kepala Negara.
“Bisa langsung membuat produk. Misalnya apa? GeNose, ventilator dan sebagainya. Jadi anggarannya tepat sasaran,” lanjutnya.
Sementara itu, Kementerian Riset dan Teknologi yang dilebur ke Kementerian Pendidikan, kata Jokowi, bakal berkutat di sektor akademis atau pendidikan. Jadi ada pembeda, penelitian yang sifatnya untuk dunia pendidikan dan teknis atau aplikasinya berada di BRIN.
"Kemdikbud Ristek itu nanti urusannya riset akademis. Yang lainnya nanti berada di bawah BRIN," kata Jokowi.