Eks Mahasiswa Suriah Sebut Solo Berkaitan dengan Semua Teroris di RI

Seorang mantan mahasiswa Indonesia di Suriah, Muhammad Najih Arromadloni, ketika berbicara dalam forum diskusi bertajuk “Terorisme Musuh Kita Bersama" yang diselenggarakan oleh Kepolisian Daerah Jawa Tengah di Semarang, Kamis, 22 April 2021.
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Seorang mantan mahasiswa Indonesia di Suriah, Muhammad Najih Arromadloni, menyebut bahwa semua jaringan teroris di Indonesia memiliki kaitan dengan Kota Solo, Jawa Tengah. Bahkan, katanya, ada indikasi dan pola-pola teroris yang terjadi di Indonesia mirip dengan di Suriah.

Kanselir Austria: Masa Depan Gaza dan Suriah Tidak Akan Lagi Dipaksakan dari Luar

"Memang memiliki jaringan dari Solo, Jawa Tengah, ini. Dari segi aktor organisasinya, kalau di Timur Tengah ada ISIS, di Indonesia ada JAD. Di sana ada Al-Qaeda, di sini ada JI; di sana Hisbut Tahrir, di sini ada Hisbut Tahrir Indonesia,” katanya ketika berbicara dalam forum diskusi bertajuk “Terorisme Musuh Kita Bersama" yang diselenggarakan oleh Kepolisian Daerah Jawa Tengah di Semarang, Kamis, 22 April 2021.

Terorisme, katanya, terjadi dipicu oleh banyak faktor, di antaranya ada dendam, ketidakadilan, kekecewaan, kemiskinan, tetapi selalu di pupuk dengan faktor utama, yaitu ideologi.

Sempat Dicabut Biden, Presiden Trump Tetapkan Lagi Houthi sebagai Organisasi Teroris

Maka yang dilakukan seseorang teroris berdasarkan ideologi yang meligitimasinya. Artinya, sesuatu yang sebetulnya adalah kejahatan karena dianggap sebagai ajaran agama, seseorang akan merasa menjalankanya sebagai sesuatu yang mulia atau ibadah.

“Radikalisme ini sangat berbahaya, karena mereka menciptakan generasi baru untuk menjalani aksi terorisme mereka, dan menjadikan mereka anggota teroris," ujar Najih.

Rezim Assad Runtuh, Begini Cara Ukraina Perkuat Pengaruhnya di Timur Tengah

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Kombes Pol Irwan Anwar, yang hadir dalam diskusi tersebut, mengharapkan forum semacam itu bisa menghadirkan formula untuk mengatasi terorisme di Indonesia.
.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, forum diskusi semacam itu menjadi benteng bagi masyarakat agar tidak gampang dimasuki paham radikal, terutama bagi kalangan milenial.

Bahaya radikalisme, katanya, sasarannya adalah kalangan muda yang menjadi generasi penerus bangsa atau sering disebut generasi milineal. "Diharapkan para akademisi dan tokoh masyarakat dapat mengawasi dan memberikan pengertian kepada peserta didik dan generasi muda yang ada di Jawa Tengah,” katanya.

Teguh Joko Sutrisno/Semarang

Menko Kumham Imipas RI Yusril Ihza di Kantornya

Yusril Soal Kekhawatiran Wacana Pemulangan Hambali: Dia Harus Diberi Perhatian sebagai WNI

Pemerintah Indonesia memiliki wacana bakal memulangkan mantan tokoh militan Jamaah Islamiyah, Encep Nurjaman alias Hambali dari penjara militer Amerika Serikat di Kuba.

img_title
VIVA.co.id
25 Januari 2025