Megahnya Masjid Namira Lamongan buat Anindya Bakrie Takjub

Suasana Masjid Namira Lamongan, Jawa Timur.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menunjukkan ketakjubannya dengan Masjid Namira di Jalan Mantup Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Menurutnya, masjid bintang lima itu tidak hanya nyaman untuk dibuat beribadah, tapi juga berpotensi secara ekonomi. 

Bantah Isu Usir Jemaah saat Gibran Salat Jumat di Semarang, Begini Penjelasan Paspampres

Hal itu disampaikan Anindya saat berkunjung ke sana dalam acara Kadin Jawa Timur Berbagi Berkah Ramadhan Bersama Anindya N Bakrie di Masjid Namira Lamongan pada Senin, 19 April 2021.

“Pak Helmy, luar biasa masjidnya dan tempat ibadahnya. Insya Allah akan terus berkah dan menjadi tempat ibadah sekaligus tempat perekonomian masyarakat," kata Anindya.

Kadin Chairman Highlights VAT Hike on 12 Percent

Helmy dimaksud Anindya dalam sambutannya itu ialah Wakil Ketum Kadin Indonesia yang juga pendiri Masjid Namira Lamongan Helmy Riza. Masjid Namira mula dibangun di atas lahan 0,9 hektare dengan luas bangunan 1.100 meter persegi pada 2013. Awalnya masjid tersebut menampung jamaah sekira 500 orang.

Pada Oktober 2016, Helmy menambah bangunan baru masjid di atas lahan 2,7 hektare dengan luas bangunan 2.750 meter persegi. Kapasitas jamaah di bangunan Masjid Namira yang baru ini menampung sekira 2.500 orang. Bangunan masjid yang baru berjarak sekira 300 meter dari bangunan lama. 

Kadin Confident Prabowo-Gibran Can Eradicate Poverty

Banyak orang bilang Masjid Namira Lamongan megah bak hotel bintang lima. Kesan itu tak berlebihan. Lihat saja, dari jalan raya, sebuah pos pengamanan akan menyambut Anda di ujung depan sebuah jalan masuk lebar beralas batako yang kanan dan kirinya dipenuhi pohon hias. Kesan awal suasana seperti memasuki sebuah kawasan rumah elit.

Dari pintu masuk, terlihat sebuah masjid kecil dengan arsitektur minimalis bernuansa cat cokelat gelap terlihat dari sekira 40 meter dari jalan raya. Sementara bangunan masjid baru  yang besar di belakang tampak terlihat menaranya yang menjulang tinggi. Di ujung menara tertulis lafal 'Allah'. "Silakan parkir ke belakang," kata petugas yang berjaga di pos pintu masuk kepada VIVA.

Lapangan parkir Masjid Namira begitu luas dan bersih. Kendaraan roda empat dan bus di sisi kanan masjid, sementara parkir untuk kendaraan roda dua di sisi kiri masjid. Tertata rapi. Tepat di samping kanan masjid, terdapat sebuah aula tanpa dinding berdiri. Di aula itulah Anindya Bakrie dan rombongan Kadin berbuka bersama serta menyantuni anak-anak Yatim pada Senin.

Toilet dan tempat berwudu di masjid ini ada dua. Satu berada di ujung timur lapangan parkir. Bersih dan luas. Satunya lagi ada di sisi kiri, menyambung dengan halaman masjid di sisi kiri. Antara masjid dan tempat wudu, terdapat lorong selebar badan mobil yang kanan-kirinya terdapat kolam ikan dan taman. Di depan toilet dan tempat wudu, terdapat LED yang menayangkan suasana Masjid Namira. 

Dinding masjid terbuat dari kaca transparan. Sementara di dalam, karpet apik terhampar. Shaf laki-laki berada di depan, memakan lebih dari separuh ruangan masjid. Sementara shaf wanita di belakang. Yang menarik dipandang ialah di dinding depan masjid. Kaligrafi besar tertulis indah di bagian atas dinding. Sementara di tengah tempat imam salat, kiswah atau kain penutup Ka'bah berwarna hitam yang dilindungi kaca transparan terpasang.

Informasi diperoleh, kiswah itu adalah bekas penutup Ka'bah asli yang sengaja didatangkan pemilik masjid dari Mekah, Arab Saudi. Bagi Anda yang pernah berhaji atau umrah, suasana seperti di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi sedikit terasa. Lantunan ayat suci Alquran dengan gaya bacaan yang indah khas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi terdengar tak henti-henti sejak memasuki lapangan parkir.

Wewangian khas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi langsung menyesaki hidung begitu masuk ke dalam masjid. Saat VIVA masuk, para petugas tengah menyemproti shaf demi shaf dengan sebuah cairan pewangi khas Arab itu. Sepertinya penyemprotan wewangian itu dilakukan setiap selesai atau menjelang salat berjemaah lima waktu salat.

Imam salat juga dipilih dari orang-orang penghafal Alquran yang tartil, yakni tajwid dan makhrajnya bagus. Begitu juga gaya membacanya indah dan merdu didengar. Menambah kekhusyukan jemaah saat melaksanakan salat. Imam salat di Masjid Namira ada yang didatangkan khusus dari Yaman. Anindya Bakrie dan rombongan turut merasakan suasana khusyuk itu kala salat Magrib dan Tarawih di sana.

Tidak hanya imam salat yang hafal Alquran. Petugas masjid di bagian lain juga begitu. Seorang kawan yang tengah membaca Alquran di halaman parkir didekati juru parkir di sana. Si Juru parkir kemudian menebak ayat keberapa dan surat apa dari Alquran yang tengah dibaca kawan VIVA itu. "Tukang parkir di masjid ini juga hafiz (penghafal Alquran)," ujarnya. 

Baca juga: Anindya Bakrie Tertarik Potensi Industri Pariwisata dan Perikanan NTB

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya