Sikap Menkes Terkait Polemik Vaksin Nusantara

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hadir menyaksikan kegiatan vaksinasi COVID-19 dengan vaksin buatan AstraZeneca dan Sinovac untuk 100 kiai di kantor NU Jawa Timur, Surabaya, Selasa, 23 Maret 2021.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, buka suara terkait polemik Vaksin Nusantara yang digawangi mantan Menkes Terawan Agus Putranto. Menurut Budi, vaksin apapun itu yang akan digunakan di tengah-tengah masyarakat harus benar-benar diuji secara ilmiah dan tetap memperhatikan protokol serta ketentuan yang berlaku. Termasuk vaksin Nusantara yang kini tengah menjadi polemik dan menimbulkan pro dan kontra.

Angka Pneumonia Anak Masih Tinggi, Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru dari IDAI untuk Vaksin PCV

"Harus benar-benar dibikin sesuai kaidah ilmiah, protokol baku dan ketentuan, jangan di-shortcut. Harus didiskusikan orang-orang yang paham di bidang tersebut,” kata Menkes dalam acara webinar Kemenkes, Minggu 18 April 2021.

Menkes juga menegaskan bahwa polemik mengenai pro dan kontra mengenai vaksin Nusantara ini tak perlu menjadi bahan perdebatan di media bahkan sosial media. Bahkan Budi sendiri mengaku tidak menguasai perihal vaksin yang itu membuatnya tak ingin terseret dalam polemik yang sangat ilmiah tersebut. Ia mengaku lebih tertarik untuk melakukan lobi-lobi agar kebutuhan vaksin tercukupi.

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Baca juga: Menkes: Sudah Vaksin Tidak Lantas Jadi Superman

"Itu (polemik vaksin Nusantara) kewenangan BPOM. Biar orang yang paham di bidang itu yang menghabiskan waktunya. Biar para ahli yang berdebat secara ilmiah dan jangan berdebat di medsos. Harusnya di jurnal-jurnal. Jadi meski ini isu seksi tapi jangan habiskan waktu berdebat yang kita tak paham," kata Budi Gunadi Sadikin.

Kasus DBD Melonjak, Ahli: 50 Persen Kematian Usia 5-14 Tahun

Seperti diberitakan selama ini, vaksin Nusantara dikenalkan pada November lalu oleh Terawan. Pengembangan vaksin ini dilakukan lewat kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan bersama PT Rama Emerald Multi Sukses saat Terawan masih menjabat sebagai Menkes. Rama Emerald sendiri merupakan pemegang lisensi dari Aivita Biomedical Inc, perusahaan farmasi yang berbasis di Amerika Serikat.

Photo :
  • DPR RI

Baca juga: Update COVID-19 Nasional 18 April: Pasien Sembuh 1.455.065 Orang

Yang membuat isu ini memanas, BPOM belum memberikan izin uji klinis tahap kedua. Namun tim peneliti telah memulai penyuntikan vaksin Nusantara kepada relawan sejak pekan lalu.

Ilustrasi Kucing

10 Cara Cerdas Menghemat Biaya Perawatan Anabul di Rumah

Cara hemat merawat anabul dengan tepat! Temukan 10 tips cerdas untuk mengurangi biaya perawatan tanpa mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan mereka.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024