Sinyal Jokowi Mau Reshuffle Menguat, Begini Kata Fadjroel Rachman
- VIVAnews/ Fikri Halim
VIVA – Presiden Jokowi dikabarkan akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet. Sinyal reshuffle itu dipertegas Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin.
Terkait itu, Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, belum bisa menyampaikan informasi terbaru soal isu reshuffle.
"Tentu sebagai staf khusus, saya hanya akan menyampaikan sudah dinyatakan kebijakan, arahan, pernyataan atasan saya yaitu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo," ujar Fadjroel dalam wawancara dengan tvOne, Kamis, 15 April 2021.
Dia mengatakan, reshuffle adalah hak prerogatif Jokowi. Ia bilang tak bisa mengatakan dengan mendahului Jokowi yang merupakan atasannya.
"Nanti publik mengatakan Pak Fadjroel lebih presiden dari presiden. Jadi, mengenai kapan, siapa, apakah ada reshuffle itu sangat tergantung, kita tunggu kabar dari presiden," jelasnya.
Baca Juga: JoMan: Menteri Jeblok di Luar Harapan Salah Satunya Nadiem Makarim
Soal alasan Jokowi dalam peleburan kementerian, ia mengatakan sudah sesuai dengan UU Nomor 39 Tahun 2019 tentang Kementerian Negara. Merujuk UU itu, pengubahan nomenklatur harus dilakukan dengan pertimbangan DPR. Dan, DPR juga menyetujui perubahan kementerian tersebut.
"Kementerian Investasi, karena kementerian lebih tinggi dari pada badan. Kementerian kan bisa mengambil kebijakan. Sementara badan hanya pelaksana dari kebijakan," tutur Fadjroel.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, bicara soal kabar reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Ali bilang, kemungkinan dalam pekan ini Presiden merombak kabinetnya. "Insha Allah pekan-pekan ini," kata Ali saat dihubungi VIVA, Selasa 13 April 2021.
Ali menyampaikan reshuffle kabinet akan dilakukan lantaran Surat Presiden ke DPR sudah disetujui tentang adanya nomenklatur baru mengenai Kementerian Investasi.
Pun, dari pihak luar seperti barisan relawan yaitu Jokowi Mania sudah gencar menyuarakan reshuffle. Bahkan, Ketua Relawan Jokowi Mania atau JoMan, Immanuel Ebenezer menyebut sejumlah nama menteri yang layak di-reshuffle.