Wanita Muda Korban Banjir di NTT Selamat tapi Penuh Luka hingga Lumpuh

Tim Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) mengevakuasi pasien patah tulang belakang akibat bencana badai siklon di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Tim Tanggap Bencana Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) mengevakuasi pasien patah tulang belakang akibat bencana badai siklon tropis seroja di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Didorong Beroperasi Tepat Waktu

"Saat ini kami sedang membantu melakukan evakuasi pasien yang membutuhkan tindakan yang cukup serius. Salah satu pasiennya seorang perempuan berusia 38 tahun yang merupakan korban dari bencana badai siklon di Lembata," ujar perwakilan PABOI dr I Made Buddy Setiawan SpOT(K), dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 14 April 2021.

Dia menambahkan pasien menderita patah tulang belakang dan luka-luka pada seluruh tubuh akibat terbawa arus banjir sehingga mengakibatkan korban lumpuh pada kedua kakinya. Tim dokter memutuskan akan mengoperasi si pasien sehingga wanita itu diharapkan bisa berjalan lagi.

Kisah Warga di Desa Banuan NTT, Tempuh 5 Jam Jalan Kaki Demi Dapat Air Bersih

Anak dan keluarga dari pasien itu sudah ditangani di RS Lewoleba. Namun untuk operasi tulang belakang membutuhkan alat dan fasilitas yang khusus sehingga mengurangi risiko terjadinya komplikasi pascaoperasi.

Ia menjelaskan, selain patah tulang belakang yang diderita korban, anak perempuannya yang baru berusia 8 tahun harus kehilangan kaki kanannya karena beratnya cedera yang dialami. Anak pasien mengalami patah tulang terbuka pada kaki kanannya.

Keren, Ajang Lari Ini Kumpulkan Rp3,2 Miliar untuk Penyediaan Air Bersih di Pelosok Indonesia

Tim dokter sudah berusaha untuk menyelamatkan kakinya dengan operasi yang pertama, namun dalam perkembangannya kakinya mulai menghitam dan infeksi berat sehingga harus diamputasi untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

Proses evakuasi cukup cepat, karena adanya koordinasi dan persiapan yang baik antara tim dokter ortopedi di Lembata dengan tim dokter ortopedi yang bertugas di RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka yang menunggu kedatangan pasien.

Sebanyak delapan dokter orthopaedi diterjunkan di lokasi bencana sejak Kamis (8/4).

Ketua Dr dr Edi Mustamsir SpOT(K) meminta pemerintah dan petugas penanganan bencana agar tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 di area bencana itu.

"Para tim medis juga harus lebih waspada agar tidak terpapar COVID-19 mengingat masih banyak korban yang belum tertangani dan jumlah tim medis yang terbatas. Tim PABOI saat ini juga membuka bantuan donasi alat medis dan obat-obatan bagi para korban melalui berbagai cabang," katanya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya