Bupati Puncak Papua Kecam Aksi KSB Bunuh Guru dan Bakar Sekolah

KSB Papua bunuh dua guru yaitu Oktavianus Rayo (42) dan Yonathan Renden (28).
Sumber :
  • Puspen TNI.

VIVA - Aksi Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang membunuh dua orang tenaga pendidik (guru) Oktavianus Rayo (42) dan Yonathan Renden (28) serta membakar komplek guru dan sekolah di kampung Julugoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, mendapat kecaman dari berbagai kalangan masyarakat termasuk dari sang Bupati, Wilem Wandik.

KKB Berulah Jelang Pilkada Serentak, 2 Tukang Ojek di Puncak Papua Tewas Ditembak

“Guru dan tenaga medis adalah pejuang kemanuasiaan mereka sepatutnya mendapat perlindungan,” kata Wandik, melalui keterangan pers, Rabu, 14 April 2021.

Berbagai kalangan masyarakat mengutuk tindakan biadab KSB ini. Wandik mengatakan penembakan terhadap guru ini merupakan kasus pertama sejak dia menjabat sebagai bupati.

KKB Bakar Gedung SMP di Distrik Sinak Papua Tengah setelah Tembak Dua Pengemudi Ojek

Baca juga: Kerugian Sekolah yang Dibakar KKB di Papua Ditaksir Rp7,2 Miliar

Dia berharap ke depan tidak ada lagi kasus serupa mengingat keberadaan guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan SDM di Kabupaten Puncak.

Jumlah KKB di Papua Berpotensi Bertambah, Kapolri Instruksikan Brimob Lakukan Ini

“Murid-murid di tempat Oktavianus mengajar sangat merasa kehilangan, mereka sangat dekat dengan Oktavianus bahkan sambil menangis mereka ikut mendoakan sang guru tersebut,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Lebih miris lagi, salah seorang guru yang dibunuh KSB Yonathan Renden, diketahui meninggalkan seorang anak berumur 2 tahun 6 bulan. Hingga akhir hayatnya, Yonathan belum pernah menemuinya sejak sang anak lahir.

Yonathan diketahui selama ini bertugas sebagai guru honorer di SMPN 1 Beoga di Tongkonan Ra'be, Lembang Batulimbong, Kecamatan Bangke-Lekila.

Jenazah Yonathan Randen dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Istri Yonathan tak kuasa menahan tangisnya ketika melihat peti jenazah sang suami.

Ia bahkan terlihat ambruk sehingga harus dipapah oleh kerabatnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya