Sebab Hilal Ramadhan Tak Tampak di Makassar, Yogyakarta dan Papua

Pemantauan hilal Ramadhan di Papua
Sumber :
  • VIVA/Aman Hasibuan (Papua)

VIVA – Penampakan hilal atau bulan sebagai penanda masuknya awal Ramadhan tidak tampak di beberapa wilayah. Di antaranya MakassarYogyakarta dan Papua.

Perkuat Teritorial di Papua, Satgas Habema Yonif 6 Marinir Gelar Komsos hingga Bagikan Sembako ke Warga Dekai

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, awalnya cuaca cukup cerah. Namun sore menjelang petang, tiba-tiba awan hitam muncul, berselang beberapa jam tiba-tiba hujan deras mengguyur Kota Makassar.

Tim pemantau hilal yang berlokasi di puncak Mal GTC, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, pun menyatakan tak melihat penampakan hilal.

Keluarga Rewang Tuntut Polisi Proses Kasus KDRT Cawagub Papua Terpilih

Menurut Kepala BMKG Wilayah IV Kota Makassar, Darmawan, karena kondisi cuaca yang memengaruhi sehingga hilal tak kelihatan.

Dengan hasil itu, dia mengaku akan langsung melaporkan ke Badan Hisab. "Kami akan laporkan bahwa ada awan hitam menghalangi. Semoga di tempat lain ada yang lihat," tuturnya kepada media, Senin petang, 12 April 2021.

Cagub Papua Matius Fakhiri Gugat Hasil Pilgub Papua ke MK: Menjalankan Konstitusi

Pemantauan hilal Ramadhan di Makassar

Photo :
  • VIVA/Irfan (Makassar)

Hal yang sama disampaikan oleh Ketua Tim Falakiyah Provinsi Papua Tahun 2021, Husnul Yaqin. Ia menyatakan, hilal 1 Ramadhan 1442 H tidak tampak di titik pemantauan yang dilakukan Tim Falakiyah Provinsi Papua, pada pukul 17.41 WIT, Senin, 12 April 2021.

Husnul menyebutkan, pemantauan hilal terletak di lokasi Dermaga PLTU Holtekam, Kota Jayapura. Titik ini dipilih karena strategis di antara tempat lain di kota Jayapura dan sekitarnya, selain pantai di Demta Kabupaten Jayapura.

Dikatakan dia, titik pemantauan ini juga merupakan salah satu dari 84 titik pemantauan hilal se-Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kementerian Agama RI.

“Pada saat melakukan pemantauan kondisi memang mendung tebal. Dan tidak mungkin lagi kita akan melihat hilal karena kondisinya memang seperti itu,” ujar Husnul.

Kemudian data yang dirilis Badan Hisab Rukyat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua tentang hasil hisab penentuan 1 Ramadhan 1442 H/2021 M, diketahui bahwa Ijtimaul Hilal 1 Ramadhan 1442 H terjadi pada jam 11:31:23 WIT.

"Ini bertepatan dengan 12 April 2021, hari Senin Pon. Matahari terbenam pada pukul 17:42:42 WIT, terbenam bulan pada pukul 17:54:54, tinggi hilal 03’ 02’ 12”, lama hilal diatas ufuk 12 menit 13 detik, azimuth matahari 278’51’59” dan azimuth bulan 276’ 17’ 22”.”ucap dia.

Ia pun menyampaikan, berdasarkan hisab, karena ketinggian hilal 1 Ramadhan 1442 H mencapai posisi 03’02’12’, dimana ketinggian tersebut sudah memenuhi Had Imkanur Rukyah, maka 1 Ramadhan 1442 H diperkirakan jatuh pada Hari Selasa Wage, 13 April 2021. Demikian dijelaskan Ketua Badan Hisab Rukyat, H. Syakir, H.I. 

Pemantauan hilal Ramadhan di Yogyakarta

Photo :
  • VIVA/Cahyo Edi (Yogyakarta)

Sementara itu, pengamatan hilal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilakukan di Bukit Syekh Bela Belu Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Senin 12 April 2021. Pengamatan ini dilakukan dengan tiga teropong dan disaksikan sejumlah perwakilan organisasi.

Ketua Badan Hisab Rukyat DIY, Muthoha Arkanuddin dari hasil pengamatan diketahui bahwa hilal belum tampak di wilayah DIY. Muthoha menerangkan bahwa posisi hilal tak tampak meski cuaca sore tersebut cukup cerah. Meski demikian saat akan terbenam sudah tertutupi awan.

"Dari puluhan peserta, tidak ada yang berhasil melihat hilal. Posisi langit hari ini, saat matahari terbenam, terhalang awan yang tebal. Memang Yogyakarta ada yang menyebut daerah tak bisa melihat hilal. Tapi ini harus dibuktikan secara ilmiah," kata Muthoha.

Muthoha merinci jika para peserta pengamatan hilal sudah mewakili berbagai kalangan mulai dari organisasi kemasyarakatan, Pengadilan Agama, perguruan tinggi, hingga ahli astronomi. Pengamatan, kata Muthoha dilakukan dari pukul 17.39 hingga 17.55 WIB.

Muthoha menerangkan semua peserta pengamatan hilal hanya melihat awan tebal yang menutupi lokasi keberadaan hilal. Meski begitu, hasil pengamatan tetap dilaporkan ke Kementerian Agama.

"Walaupun di sini tak bisa melihat (hilal), tapi (pengamatan di lokasi lain) ada laporan yang melihat. Ini jadi bahan sidang isbat di Kementerian Agama," tutup Muthoha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya