Dua Warga Sabu Raijua NTT Meninggal akibat Hujan dan Angin Kencang

Ilustrasi - Peristiwa bencana hidrometeorologi berupa banjir pesisir (rob) yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur.
Sumber :
  • ANTARA/Aloysius Lewokeda

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan sebanyak dua warga yang meninggal akibat bencana hidrometeorologi berupa hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah itu.

Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Didorong Beroperasi Tepat Waktu

"Sementara ini ada dua korban yang meninggal, satu warga meninggal karena terbawa arus kali, dan juga satu lagi karena melompat dari atas kapal yang terseret gelombang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rote Ndao Javid Ndu Ufi, Rabu, 7 April 2021.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak bencana hidrometeorologi berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Sabu Raijua.

Kota Tangerang Ditetapkan Masuk Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Javid menjelaskan kondisi cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang serta gelombang tinggi di laut melanda wilayah Sabu Raijua sejak 31 Maret hingga 4 April.

Kondisi ini membuat kapal bermuatan material tidak bisa bersandar di Pelabuhan Seba dan terseret gelombang. "Di saat kapal terseret ada seorang yang melompat ke laut mungkin karena takut dan meninggal," katanya.

Kisah Warga di Desa Banuan NTT, Tempuh 5 Jam Jalan Kaki Demi Dapat Air Bersih

Sementara di lokasi lain terdapat satu orang warga yang dilaporkan meninggal karena terseret arus air di kali.

Javid mengatakan, belum ada laporan korban meninggal secara khusus akibat badai siklon tropis seroja yang berlangsung pada 3-4 April.

Laporan kerusakan akibat badai seroja, katanya, sejauh ini terkait rumah-rumah warga yang rusak akibat angin kencang maupun tertimpa pohon yang tumbang. (ant)

Menko PMK Pratikno di UGM

Atasi Bencana Hidrometeorologi, Menko PMK Pratikno: Pemerintah Lakukan Rekayasa Cuaca

Rekayasa cuaca, akan dilakukan pemerintah untuk mengatasi ancaman bencana hidrometeorologi, yang diperkirakan akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, kata Pratikno.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024