Penampakan Terkini Adonara Timur NTT usai Diterjang Banjir Bandang
- ANTARA/Andi Firdaus
VIVA – Tumpukan batang pohon yang hanyut terbawa arus dari perbukitan di sekitar Gunung Ile Boleng memenuhi Kali Mati di Riangmuko B, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), usai banjir bandang.
Tumpukan batang pohon di sekitar Jembatan Dusun Riangmuko tingginya sampai sekitar lima meter sehingga menghambat aliran air sungai pada Rabu, 7 April 2021.
Batang pohon yang memenuhi Kali Mati ukurannya bervariasi, yang paling besar diameternya berkisar 1,5 hingga dua meter lebih.
"Kayu ini banyak sekali jenisnya. Misalnya, pohon jati, pohon kelapa, dan pohon kemiri. Batang kayu ini hanyut terbawa arus dari Bukit Air Areng, Desa Kota, Kecamatan Adonara Tengah," kata warga Desa Lite Konotan di Kecamatan Adonara Tengah Thomas Tupansara di Desa Riangmuko.
Sebagian batang pohon tersangkut di jembatan penyeberangan yang menghubungkan Desa Waiwerang Kota di Kecamatan Adonara Timur dengan Desa Narasosina di Kecamatan Adonara Tengah.
Batang pohon yang tersangkut di jembatan itu sebagian tampak dipotong menggunakan gergaji dan sebagian lagi terlihat tercerabut saat banjir bandang melanda wilayah perdesaan di kaki bukit pada Minggu lalu.
Menurut Thomas, sebelumnya warga dan petugas pemerintah menebang sejumlah pohon di sekitar perkebunan Bukit Air Areng untuk membangun jalan.
"Enam bulan lalu ada banyak batang pohon yang ditebang di Bukit Air Areng. Sebab kita dan Pemprov Flores Timur mau buat jalan sepanjang lima kilometer dan lebar tiga meter," katanya.
Thomas mengatakan bahwa potongan batang pohon sebagian digunakan sebagai pembatas sisi jalan, namun terbawa arus hingga sejauh 12 kilometer sampai ke Muara Laut Solor dekat Desa Waiburak saat hujan lebat turun 3 sampai 4 April 2021.
Tumpukan batang pohon menyumbat aliran air Kali Mati, membuat air kali melimpas ke badan Jalan Trans Lite yang menghubungkan Desa Adonara Tengah dan Desa Adonara Barat.
Ruas jalan dengan lebar 2,5 meter sepanjang dua kilometer tersebut tergerus air sehingga sebagian aspal jalan terkelupas dan jalan tidak bisa dilalui kendaraan.
Hingga saat ini belum ada tumpukan batang kayu yang memenuhi Kali Mati belum ditangani.
Saat banjir bandang, batang kayu dan bebatuan yang terbawa arus air Kali Mati menerjang puluhan rumah penduduk Waiburak dan Waiwerang Kota yang ada di bantaran kali.
Petugas hingga Rabu siang menemukan 13 jenazah korban banjir bandang di kedua desa itu. (ant)