Bersama Dubes Arab, Diaz Stafsus Presiden Bahas Tambahan Kuota Haji
- VIVA/Dhana Kencana
VIVA – Staf Khusus Presiden Joko Widodo, yakni Diaz Hendropriyono berbincang-bincang dengan Duta Besar Arab Saudi Untuk Indonesia, Essam Bin Abed al-Thaqafi. Berbagai isu di Timur Tengah menjadi perbincangan, termasuk masalah haji.
Keduanya berbincang melalui podcast milik Diaz. Berbagai isu yang disoroti seperti kuota haji Indonesia, hubungan Arab Saudi dengan Iran dan Israel, sampai hubungan dengan pemerintahan Amerika, Joe Biden pasca kejadian Jamal Khassogi.
"Apakah anda dapat membantu kami untuk mendapatkan ekstra kuota haji apabila keadaan sudah membaik?" tanya Diaz, Selasa 6 April 2021.
Baca juga: Kapolri Jelaskan Niat Awal Terbitkan Telegram Larangan Media
Saat ini masalah haji memang belum bisa dilakukan, setelah terjadi pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Tapi persoalan kuota haji, selalu diharapkan terus bertambah untuk jamaah Indonesia, mengingat banyaknya masyarakat yang ingin berhaji.
Essam sendiri menegaskan, bahwa pihaknya akan terus berupaya agar kuota untuk Indonesia, bisa ditambah lagi. Terakhir kuota untuk Indonesia ditambah 10 ribu pada 2019.
"Tentu saja, anda tahu bagaimana pentingnya haji bagi masyarakat Indonesia. Ketika kita bicara tentang 220 ribu sampai dengan 230 ribu kuota itu terlihat kecil, namun jumlah itu besar dibandingkan negara lain dan dua tahun lalu kami memberikan 10 ribu kuota tambahan," jelasnya
Diaz juga menyinggung hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat. Ia mengutip sebuah artikel bahwa Presiden Joe Biden ingin Arab Saudi bertanggungjawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi, yang dituding ada perintah dari pangeran.
"Setiap hubungan pasti mengalami pasang surut, namun hubungan Amerika dan Saudi bukan hubungan yang baru. Hubungan ini akan terus berlanjut walaupun kami senang atau tidak?" jawab Essam.
Ketua Umum PKPI ini kemudian menegaskan, bahwa memang tidak akan ada pengaruh hubungan kedua negara terhadap persoalan Khashoggi ini.
"Saya kira tidak," tegas Essam.
Yang kurang baik adalah hubungan Arab Saudi dengan Iran. Itu juga yang disinggung Diaz. Essa, mengatakan, memang ada pengaruh buruk dalam hubungan kedua negara tersebut.
Persoalan kedua negara, Arab Saudi dan Iran, jelas Essam, adalah masalah paham keagamaan terutama. Di mana mayoritas Iran walau Islam tapi beraliran Syiah. Sementara di Arab Saudi adalah Sunni.