BPBD Manggarai Terima Puluhan Laporan Kerusakan Akibat Siklon Seroja
- tvOne/ Jo Kenaru (tvOne/Manggarai-NTT)
VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Senin malam, 5 April 2021 menerima sedikitnya 52 laporan kerusakan yang terjadi di berbagai tempat akibat siklon tropis Seroja.
Laporan yang masuk terdiri dari laporan kerusakan rumah warga akibat angin dan tertimpa pohon, kerusakan fasilitas pendidikan dan sarana kesehatan, tanah longsor, pergerakan tanah dan gelombang pasang. Kantor Bupati Manggarai juga mengalami kerusakan parah pada bagian atap dan plafon.
“Total laporan sementara kejadian bencana yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai mencapai 32 laporan dengan rincian bencana akibat angin kencang sebanyak 25 laporan, gelombang pasang 1 laporan, tanah bergerak 1 laporan, tanah longsor 2 laporan, dan banjir 3 laporan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Libertus Habut, Senin malam, 5 April 2021.
Sedangkan total fasilitas terdampak akibat bencana badai siklon ini sebanyak 41 unit dengan rincian rumah warga 25 unit, fasilitas umum 7 unit, fasilitas pemerintah 6 unit, dan fasilitas pendidikan 3 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24 fasilitas mengalami rusak berat dan 17 fasilitas lainnya rusak sedang.
“Untuk laporan bencana akibat angin kencang berasal dari empat kecamatan yakni Kecamatan Satarmese Utara 1 laporan, Kecamatan Cibal 2 laporan, Kecamatan Ruteng 2 laporan dan Kecamatan Langke Rembong 20 laporan. Angin kencang ini mengakibatkan pohon tumbang dan sejumlah rumah warga rusak sedang dan berat,” ujarnya.
Kemudian, kata Habut, laporan gelombang pasang terjadi di Desa Robek, Kecamatan Reo, mengakibatkan sejumlah rumah dan jalan rabat beton rusak. Lalu, laporan tanah bergerak berlokasi di Desa Lalong, Kecamatan Wae Ri'i, membuat sejumlah rumah warga terancam roboh.
Selanjutnya laporan tanah longsor terjadi di Desa Wewo, Kecamatan Satarmese, menyebabkan ruas jalan tertimbun longsor dan tanah longsor di salah satu rumah warga di Kelurahan Watu yang menyebabkan TPT (Tembok Penahan Tanah) rusak berat.
Sedangkan untuk laporan banjir terjadi di dua Kecamatan masing-masing 1 laporan banjir dari Desa Hilihintir, Kecamatan Satarmese Barat, mengakibatkan saluran irigasi Wae Mau II rusak berat, 1 laporan dari Desa Paka, Kecamatan Satarmese menyebabkan saluran irigasi sekunder Wae Mantar II rusak berat, dan 1 laporan dari Desa Iteng, Kecamatan Satarmese, menyebabkan kerusakan pada ruas jalan Pong Kukung-Melo.
“Terhadap laporan bencana tersebut, pihak BPBD Kabupaten Manggarai telah melakukan monitoring dan penanganan terhadap sejumlah laporan bencana. Untuk wilayah di luar Kecamatan Langke Rembong, BPBD berkoordinasi dengan dinas terkait dan pihak kecamatan untuk penanganan sejumlah bencana,” ujar Habut.
Sementara kerusakan gedung sekolah dilaporkan terjadi di Kecamatan Cibal. Enam ruang belajar SMA Negeri 3 Beamese Kecamatan Cibal ambruk rata dengan tanah. Bangunan darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat dan Paroki Beamese tahun 2019 ini tiap harinya menampung 7 rombongan belajar.
Camat Cibal, Henry Fonda Makanoneng ketika dihubungi menjelaskan, enam ruang kelas tersebut ambruk diterjang angin kecang disertai hujan lebat pada Senin dini hari. Dia menjelaskan, seluruh bangunan SMAN 3 Beamese masih sangat darurat, beratap seng, berdinding pelepah bambu dan berlantai tanah.
“Sekolah ini dibangun tahun 2019, sampai sekarang memang masih darurat menampung 40 siswa kelas I dan 80 murid kelas II. Kemudian gurunya itu ada 19 orang, tenaga komite 18 guru dan hanya satu orang guru PNS,” ujarnya.
Robohnya sekolah ini, lanjut Camat Makanoneng, membuat nasib 120 siswa terpaksa meneruskan program belajar di rumah padahal sekolah tatap muka dijadwalkan akan dimulai pekan depan.
Intensitas Siklon Seroja
Kepala Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Decky Irmawan menjelaskan, tekanan rendah angin meningkat menjadi Siklon Tropis Seroja terjadi pada tanggal 05 April 2021 dini hari yang menyebabkan peningkatan intensitas kecepatan angin, curah hujan dan tinggi gelombang laut.
Dampak badai tropis Seroja yang paling signifikan terhadap wilayah Manggarai pada hari ini, 5 April 2021 adalah angin kencang dengan kecepatan puncak mencapai 38 knot (setara dengan 70 km/ jam) pada siang hari. Sedangkan dampak yang dirasakan di perairan selatan Manggarai adalah tinggi gelombang yang mencapai 2,5 meter.
“Seiring dengan pergerakan badai tersebut yang perlahan menjauhi wilayah perairan NTT maka diperkirakan intensitas kecepatan angin, curah hujan dan tinggi gelombang akan berkurang. Masyarakat diharapkan selalu mewaspadai dampak yang ditimbulkan oleh Siklon Tropis Seroja tersebut,” ujarnya.
Intensitas Siklon Tropis Seroja diperkirakan menguat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya, dengan kecepatan 55 knots (100 km/jam) dengan kecepatan maksimum terjadi di Pulau Rote NTT.
Dampak Siklon Seroja
Decky menjelaskan, siklon tropis Seroja memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Selain itu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
Gelombang laut dengan ketinggian 1,25 - 2,5 meter di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa hingga Flores, Selat Wetar, Perairan Kepulauan Sabalana hingga Kepulauan Selayar, Perairan selatan Baubau – Kepulauan Wakatobi, Perairan Kepulauan Sermata - Leti, Laut Banda utara bagian barat, dan Laut Arafuru bagian barat.
“Gelombang laut dengan ketinggian 2,5 - 4,0 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, dan Laut Banda selatan bagian barat,” ujarnya.
Sementara gelombang laut dengan ketinggian 4,0 - 6,0 meter terjadi di Perairan Kupang menuju Pulau Rote, Samudra Hindia selatan NTT dan Laut Timor selatan NTT.
Laporan Jo Kenaru (tvOne/Manggarai-NTT)