Fenomena Langka: Paus Pembunuh Mati dan Terdampar di Banyuwangi

Seekor paus jenis orca atau yang dikenal sebagai paus pembunuh ditemukan mati terdampar di perairan Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu pekan lalu.
Sumber :
  • KKP

VIVA – Seekor paus jenis orca (Orcinus orca) atau yang dikenal sebagai paus pembunuh ditemukan mati terdampar di perairan Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Sabtu pekan lalu.

Bumi Akan Punya Dua Bulan pada 29 September 2024? Cek Faktanya!

Kejadian ini dilaporkan oleh warga kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL).

“Terdamparnya Orca di perairan Banyuwangi ini perlu mendapat perhatian karena merupakan fenomena langka, mengingat lokasi terdamparnya bukan merupakan jalur migrasi dari paus pembunuh, sehingga ini perlu investigasi lebih lanjut,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Tb. Haeru Rahayu dalam keterangannya, Senin, 5 April 2021. 

Fenomena Langka Bola Es Terdampar di Danau Erie

Haeru mengaku telah mengirim petugas ke lokasi untuk memeriksa paus itu. Berdasarkan dugaan sementara, paus itu terdampar setelah terpisah dari kawanannya. “Karena paus pembunuh bukan perenang soliter, tetapi dalam kawanan.”

Kondisi kesehatan paus, katanya, juga bisa menjadi salah satu penyebab terpisahnya paus itu dari kawanannya. Namun semua dugaan itu perlu dibuktikan dengan nekropsi atau pembedahan.

Ikan Paus Mati, Usai Terdampar di Pantai Sindeas Tapanuli Tengah

Tebe juga menjelaskan, paus termasuk mamalia laut yang dilindungi secara nasional. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan rencana aksi nasional (RAN) konservasi bagi semua jenis mamalia laut tersebut melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut Tahun 2018-2022.

Sementara itu, Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso menyampaikan bahwa timnya dari wilayah kerja Banyuwangi sudah bergerak dibantu oleh tim kedokteran hewan dari Universitas Airlangga (Unair) untuk memeriksa lalu melakukan prosedur nekropsi. Paus berkelamin jantan itu memilik panjang 6,1 meter dan bobot perkiraan lebih dari 10 ton. 

Saat ini paus tersebut dikuburkan seusai dengan prosedur penanganan mamalia terdampar. 

KKP bersama tim kedokteran Unair telah mengambil sampel paus untuk diuji laboratorium untuk mendapat jawaban terdamparnya paus pembunuh di perairan Banyuwangi. 

Kondisi cuaca pada Sabtu lalu memang dilaporkan terjadi hujan besar sehingga sedikit mengambat proses penanganan. Baru keesokan harinya, atau Minggu, paus dapat dikuburkan.

Proses penguburannya harus dilakukan prosedur mutilasi dan memotong bagian tubuh karena bobot paus yang cukup berat dan ukurannya besar.

“Uji parasit dan uji patologi akan dilakukan, termasuk beberapa bagian tubuh diambil, pencernaan dan organ tubuh penting lainnya untuk mengetahui penyebab terdamparnya,” kata Yudi.

“Kejadian terlihatnya paus pembunuh terakhir pada tahun 2016 di perairan Uluwatu, jalur Selat Bali sendiri bukan merupakan jalur migrasi dari paus pembunuh, untuk sampai ke Selat Bali yang sempit ini merupakan fenomena yang tidak lazim. Tapi semua akan terjawab dengan hasil nekropsi,” kata Yudi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya