Soal Kasus Teror, Ketua PA 212 Minta Jangan Kambinghitamkan Islam

Ketua PA 212 Slamet Maarif.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212, Slamet Ma’arif mengaku sangat prihatin dan juga turut mengecam segala macam bentuk teror terlebih tindakan yang sampai membunuh orang lain atau diri sendiri.

MK Tolak Permohonan Warga Tak Beragama Diakui dalam Administrasi Kependudukan

Hal itu diungkapkan Slamet saat menanggapi serangkaian aksi teror yang terjadi belakangan ini, seperti bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar dan serangan di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan.

Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena berbagai faktor.

Fitri Salhuteru Ngaku Diteror, Kaca Rumah Pecah Diduga Ditembak

“Kalau kita melihat memang kalau secara global atau internasional, secara perpolitikan dunia ada upaya-upaya intelijen yang sistematis untuk kemudian mengkambinghitamkan Islam. Seolah-olah Islam itu agama teroris,” kata Slamet yang dikutip pada Jumat 2 April 2021

Slamet menyebut, kondisi seperti ini terjadi bukan hanya di Indonesia.

Israel Kepung dan Serang RS Indonesia di Gaza, DPR Sebut "Teror yang Sangat Mengerikan"

“Itu saya pikir persoalan dunia, politik tingkat tinggi secara mendunia yang terjadi tidak hanya di Indonesia tapi di berbagai negara pun terjadi," kata dia.

Operasi intelijen yang dimaksud jelas Slamet, menyasar pada orang-orang yang lugu atau orang-orang yang awam akan ilmu agama sehingga dapat dengan mudah menerima doktrin sesat.

“Dicuci otaknya dibuatkan pemahaman yang salah tentang makna jihad dan sebagainya sehingga melakukan sesuatu yang melanggar agama itu sendiri dengan dalih justru membela agama, padahal itu kan justru melanggar ajaran agama itu sendiri,” ujarnya.

Dengan demikian kata Slamet, hal ini menjadi persoalan bersama dan bukan hanya persoalan Kepolisian atau TNI.

Pemerintah karena itu lanjut Slamet, sebagai orangtua yang baik juga harus mengevaluasi dirinya.

“Jangan-jangan ada kebijakan-kebijakan selama ini yang orangtua (pemerintah) lakukan terhadap anak (rakyat) yang anak itu merasa ketidakadilan, merasa kurang dapat kasih sayang, merasa ada pilih kasih sehingga sehingga ada doktrin-doktrin yang masuk akhirnya meluap," katanya.

Slamet berharap pemerintah bisa merangkul semua lapisan. Dia mengingatkan agar para ulama lebih memperbanyak dakwah tentang pemahaman dan makna jihad yang sesungguhnya agar tidak ada lagi generasi bangsa yang menjadi korban dari doktrin sesat tersebut.

“Karena saya yakin tidak ada satu agama pun di negara ini yang membolehkan atau menghalalkan bom bunuh diri apalagi hal yang kita saksikan,” kata dia lagi.

Ketua Mahkamah Konstitusi  (MK) Suhartoyo

MK Tolak Gugatan Hapus Kolom Beragama di Kartu Keluarga-KTP

Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan yang meminta agar kolom agama dihapus dari pencatatan kependudukan.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025