PKB: Waspada Serangan Teroris Berikutnya, Mungkin Ini Bukan Terakhir
- Istimewa
VIVA – Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB, Luqman Hakim, menilai kewaspadaan tetap harus ditingkatkan pasca penyerangan terhadap Mabes Polri oleh seorang diduga teroris, pada Rabu sore kemarin, 31 Maret 2021.
Kewaspadaan menurutnya bukan tanpa alasan. Sebab serangan teroris yang beruntun dalam waktu 4 hari ini, diperkirakan bukanlah aksi yang terakhir.
"Semua pihak harus waspada dan antisipasi kemungkinan serangan teroris berikutnya dalam waktu dekat. Patut diduga, ini bukan yang terakhir. Meski beberapa waktu terakhir puluhan terduga teroris sudah ditangkap Densus 88, sangat mungkin masih ada jaringan teroris yang bebas berkeliaran, menyiapkan serangan-serangan berikutnya," jelas Luqman, kepada wartawan, Kamis 1 April 2021.
Baca juga: Surat Wasiat Bomber Makassar dan Penyerang Mabes Polri Ada Kemiripan
Luqman menilai, pemanfaatan teknologi informasi oleh teroris, membuat persebaran mereka kian sulit dideteksi. Dia juga menilai, perkembangan sel-sel teroris di Tanah Air apapun afiliasi internasionalnya baik ISIS atau Al-Qaeda, saat ini menemukan momentumnya.
Menurut Luqman, beberapa situasi dalam negeri dan luar negeri terkait ekonomi dan politik, menjadi pemicu jaringan teroris melakukan aksi-aksinya. Sehingga aparat perlu meningkatkan kewaspadaan, mengenai sel teroris yang kembali aktif.
"Saya tidak bisa detail menyebut situasi apa yang saat ini menjadi triger. Terpenting, kita harus waspada, masih banyak jaringan teroris baik terorganisir dan individual yang setiap saat mampu lakukan aksi-aksi teror. Perlu langkah komprehensif, tidak hanya penindakan, tapi pencegahannya," katanya.
Pemerintah harus terus meningkatkan pencegahan aksi terorisme. Salah satu yang dapat dilakukan, lanjutnya, adalah dengan mendeteksi dini dan melakukan penyadaran orang atau kelompok yang terpapar radikalisme.
"Belum telat bagi pemerintah menyusun langkah komprehensif, terutama untuk mencegah, mendeteksi dini dan penyadaran kepada orang/kelompok yang terpapar ideologi ekstrim sebelum mereka lakukan aksi terorisme. Perang total melawan terorisme harus menjadi prioritas pemerintah," ujarnya.
Selain itu, karena agama kerap digunakan, maka moderasi agama perlu diperkuat. Kementerian Agama menurutnya, perlu mengambil peran dan aksi yang lebih tanggap lagi agar partisipasi masyarakat semakin luas.
"Juga perlu bersinergi dengan kementerian atau lembaga negara yang punya program sejenis, misal BNPT, BIN dan lain-lain," lanjutnya.