Keracunan, 3 Penambang Emas Ilegal Tewas di Satu Lubang
- Aceng Mukaram/Pontianak
VIVA - Tiga orang pria penambang emas tanpa izin di tepi sungai Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, tewas.
Tiga orang tersebut diketahui bernama Paisal 38 Tahun, warga Desa Sungai Jering, Kecamatan Padangkalan Jambu, Maulud 28 tahun, warga Desa Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau dan Imron 35 tahun, warga Desa Birun, Kecamatan Pangkalan Jambu.
Kapolsek Sungai Manau, Iptu Karto, saat dikonfirmasi membenarkan ada tiga orang tewas di lubang tambang karena keracunan udara yang bercampur dengan asap mesin (CO2) sehingga kekurangan oksigen.
"Ya benar ada, ketiga korban warga desa yang berbeda namun satu pekerja tambang emas ilegal," ujarnya.
Baca juga: Dua Penambang Emas di Aceh Selatan Meninggal Tertimbun Longsor
Karto menyebutkan, awalnya tiga korban menambang emas secara ilegal di simpang parit. Lubang tambang yang begitu dalam membuat korban penasaran dan saat satu orang korban bernama Paisal mengecek ke dalam, langsung tewas karena keracunan.
"Awalnya satu orang tewas di dalam lubang tambang dan saat korban bernama Imron penasaran dengan teman yang tidak muncul-muncul dari dalam lubang tambang, Imron pun mengecek ke dalam lubang namun langsung tewas," katanya lagi.
Tidak sampai di situ, saat dua orang tewas di dalam lubang tambang emas, korban Maulud pun langsung menyusul melihat ke dalam tambang. Namun, saat turun juga ikut tewas di dalam lubang.
"Ketiga penambang emas ilegal tewas seketika karena keracunan di dalam lubang tambang," katanya.
Saat tiga orang korban tewas, rekan para korban mengetahuinya dan langsung melapor kepada warga Desa Parit dan warga desa mendapat informasi itu dengan cepat membantu mencari korban di dalam lubang tambang emas.
"Kalau kejadian tiga orang tewas tepat Senin, 29 Maret 2021, sekitar pukul 09.00 WIB dan saat warga rekan korban mengetahui langsung melapor ke warga dan senin siang, langsung dilakukan pencarian dengan cara menyedot air pakai mesin sebanyak 7 mesin namun tidak berhasil," kata Karto.
Sementara itu, selasa dini hari, para rekan penambang dan warga mencoba menambah mesin penyedot air sebanyak satu mesin dan dengan total 8 mesin penyedot air. Masyarakat terus berusaha mengeringkan air dari dalam lubang dan saat kering, Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIB, tiga korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, setelah itu diangkat dan langsung dibawa ke rumah duka masing-masing untuk dikebumikan.
"Ketiga korban ditemukan tidak bernyawa dan langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan keluarga korban," katanya.