Generasi Milenial dan Z Diminta Turut Perangi Kejahatan Siber

ilustrasi generasi milenial mendapatkan pelatihan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak masyarakat, khususnya generasi milenial dan Z, untuk berperan penting dalam inklusi digital. Generasi milenial dan generasi Z dianggap kelompok yang telah terliterasi digital dengan baik.

Mengenal Money Dysmorphia yang Bikin Milenial dan Gen Z Selalu Cemas soal Uang

Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Henry Subiakto mengatakan kelompok ini dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam mewaspadai kejahatan siber, hoaks dan infodemik serta serangan siber lainnya.

“Masyarakat kita perlu ada digital literacy. Generasi milenial dan generasi Z adalah kelompok yang paling aktif di media sosial, sehingga kita mengharapkan kelompok ini terliterasi dengan baik dalam bermedia sosial,” ujar Henry dalam sebuah webinar, Jumat, 26 Maret 2021.

Mengenal Istilah 'Latte Factor' yang Bikin Gen Z dan Milenial Makin Boncos

Sekedar diketahui, inklusi digital adalah mempromosikan perbedaan, mempraktikan rasa hormat, dan mendukung akses universal ke seluruh internet. Sementara itu, generasi Z, merujuk pada generasi yang lahir pada 1995 sampai 2010. Mereka juga disebut sebagai generasi internet.

Baca juga: Hadapi Informasi Tak Jelas, Masyarakat Diminta untuk Cerdas

Mitos atau Fakta! Milenial Justru Lebih Baik dalam Mengasuh Anak?

Tenaga Ahli Kemkominfo Lathifa Al Anshori menilai generasi milenial dan Z dapat menjadi aktor penggerak inklusi digital di Indonesia, peduli dan bergerak memperjuangkan inklusi di segala lini digitalisasi.

“Kita berharap anak muda juga dapat membuka pintu bagi kelompok rentan agar mengembangkan diri dan mendapat manfaat dari transformasi digital yang dilakukan pemerintah,” ujar Lathifa.

Lathifa mengatakan pesan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yakni pemerintah meyakini bahwa transformasi digital bukan hanya bentuk fisik dan infrastruktur digital, tapi juga bagaimana teknologi bisa menjadi peningkatan kapasitas masyarakat secara inklusif dan humanis.

“Pesan tersebut menjadi semangat kita dalam inklusi digital, bahwa pada prinsipnya pembangunan kapasitas sumber daya manusia, khususnya kelompok rentan, menjadi tujuan transformasi digital,” ujarnya.

Lahan pertanian.

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

Kementerian Pertanian menjabarkan perhitungan potensi pendapatan bagi masyarakat yang ikut program Brigade Swasembada Pangan atau petani muda milenial.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024