Menkes Lapor ke Jokowi Ada Negara Embargo Vaksin COVID-19

Menkes Budi Gunadi Sadikin
Sumber :
  • Youtube/Sekretariat Presiden

VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan laporan ke Presiden Joko Widodo, terkait adanya embargo pengiriman vaksin COVID-19. Untuk itu, pemerintah Indonesia terus memantau dan mengantisipasi dampaknya ke depan.

Ministry Prioritizes Oncology Education Abroad for Future Medical Excellence

Meski tak secara detail kenapa terjadi embargo dan negara mana yang melakukan embargo pengiriman vaksin, Budi menjelaskan hal itu dipicu kasus positif COVID-19. Diantara persoalan yang membuat embargo pengiriman vaksin, salah satunya karena sejumlah negara mengalami kenaikan kasus positif cukup signifikan, yakni India. 

Sekadar diketahui, India memang memproduksi vaksin bekerja sama dengan Oxford-AstraZeneca. Indonesia selain menggunakan vaksin Sinovac dari China, juga mendatangkan vaksin AstraZeneca dari Inggris dan sudah didistribusikan ke beberapa wilayah. Belakangan diketahui, penangguhan vaksin oleh India demi kebutuhan domestik mereka. 

Indonesia Pushes for Increased Local Drug Production

Baca juga: 235 Napi di Nusakambangan Positif COVID-19, Vaksinasi Diklaim Mendesak

"Ada catatan yang kami sampaikan juga ke Presiden, karena terjadi lonjakan kasus di beberapa negara termasuk di India sehingga mulai terjadi embargo vaksin dan bisa mengganggu ketersediaan vaksin dalam beberapa bulan ke depan. Terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 26 Maret 2021.

Penanganan TBC Masuk Program Quick Win Presiden Prabowo, Menkes Getol Deteksi Pengobatan Pasien

Budi menerangkan, pemerintah sendiri sudah mengantisipasi jika suatu saat pendistribusian vaksin terhambat. Vaksin massal kini yang tengah berjalan, diperlukan manajemen waktu penyuntikan.

"Sehingga kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan vaksin agar tidak terjadi kekosongan vaksin nantinya," jelasnya.

Saat ini, kata Budi, angka vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah menembus 10 juta orang dengan kecepatan 500.000 penyuntikan vaksin per hari. 

Target pemerintah yakni 181,5 juta jiwa atau atau setara 70 persen penduduk hingga akhir tahun 2021.

"Diharapkan bulan Maret dan April dimana ketersediaan vaksin adalah 15 juta per bulan, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya," katanya.

Sekadar informasi, sebanyak 16 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac kembali datang di Indonesia pada Kamis 25 Maret 2021. Pengiriman tersebut adalah yang keenam kalinya sejak kedatangan pertama sebanyak 1,2 juta dosis vaksin pada 6 Desember 2020 lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya