Menantu Ingat Pesan Anton Medan Sebelum Meninggal
- VIVA/Muhammad AR
VIVA – Mantan Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ramdhan Effendi atau akrab disapa Anton Medan meninggal dunia pada Senin, 15 Maret.
Menantu Anton Medan, Syamsul Bahri Radjam mengatakan bahwa almarhum memang memiliki riwayat penyakit diabetes sejak 20 tahun. Syamsul menyebut bahwa ayah mertuanya sempat dirawat pada di salah satu Rumah Sakit (RS) di daerah Jakarta Utara.
"3 bulan lalu sempat dirawat di RS Jakarta Utara," kata Syamsul ditemui di rumah duka, Senin malam, 15 Maret 2021.
Saat momen dirawat tersebut, Syamsul pun mengingat pesan Anton Medan saat berdiskusi dengan salah seorang dokter di Rumah Sakit tersebut.
Dalam diskusi tersebut, Anton Medan mengaku dirinya memang sudah sakit. Namun, dirinya bukan menakuti sakit yang dideritanya, melainkan dirinya takut sudah tak berguna lagi untuk orang lain.
"Ditanya dokter bapak gimana kesehatannya, dijawab beliau saya sudah sakit dokter, tapi yang saya takutkan bukan sakitnya, tapi saya tidak bisa berguna untuk orang lain. Itu yang saya ingat," ucapnya.
Sebelum meninggal dunia, Syamsul pun menjelaskan bahwa Anton Medan sempat dirawat RSUD Cibinong selama seminggu pada bulan Desember 2020. Namun, setelah itu Anton Medan sudah pulang untuk menjalani perawatan di rumah.
"Di rumah sempat kondisi beliau normal, semangat. Kita liat beliau semangat ketika beliau mengatur orang-orang yang ada di sekitar kerja. Misalnya mau jalan dia mengatur mobil mundur. Ada semangat," katanya.
Namun, pada Minggu malam, 14 Maret kondisi kesehatan Anton Medan mendadak drop. Pada Senin sore sekitar pukul 15.00 WIB, kesehatan Anton Medan makin kritis dan sudah tak ada denyut nadinya.
"Kita pastikan kondisi beliau dan dibawa ke RSUD Cibinong untuk memastikan dari sisi ahlinya tenaga kesehatan. Dokter kemudian pastikan tidak ada denyut nadi dan detak jantung," ucapnya.
Baca juga: Wafat dengan Nama Ramdhan Effendi, Ini Asal Usul Julukan Anton Medan